Find Us On Social Media :

Jaringan 4G Indonesia Terbukti Lebih Kencang di Kota daripada di Desa

By Adam Rizal, Senin, 18 November 2019 | 15:00 WIB

Kecepatan Internet 4G Indonesia Sangat Buruk, Ada di Peringkat 72

Jaringan seluler 4G LTE sudah hadir di Indonesia sejak akhir 2014. Namun, ketersediaannya masih belum merata di semua daerah. Antara perkotaan dan desa, misalnya, masih ada kesenjangan soal koneksi 4G.

Menurut data terbaru dari perusahaan riset jaringan mobile, OpenSignal, daerah perkotaan berpenduduk padat di Indonesia memiliki akses jaringan internet 4G lebih baik ketimbang daerah pedesaan yang penduduknya lebih sedikit.

Untuk mengklasifikasi kota dan desa ini sendiri, OpenSignal mengunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengklasifikasi daerah berdasarkan kepadatan penduduk.

Hasilnya, daerah perkotaan berpenduduk lebih dari 1.000 jiwa per kilometer persegi mendapatkan koneksi 4G sebanyak 89,7 persen dari total waktu terhubung ke jaringan (ketersediaan, availability 4G).

Grafik yang menggambarkan kesenjangan ketersediaan jaringan 4G di area kota dan desa

Sementara daerah berpenduduk paling jarang, yakni 50 jiwa per kilometer persegi, hanya bisa menjangkau 4G hingga 76 persen dari total waktu terhubung ke jaringan. Selisih kedua jenis daerah mencapai 13 persen.

Apabila angka availability 3G dan 4G digabungkan, maka selisih antara daerah kota dan desa berkurang menjadi 10,3 persen, menurut penjelasan OpenSignal dalam keterangan tertulisnya.

Di perkotaan perpenduduk padat, pelanggan seluler terhubung ke layanan 3G atau 4G sebanyak 96,3 persen dari total waktu koneksi. Untuk desa dengan penduduk lebih jarang, angkanya berkisar di 86 persen.

OpenSignal mengatakan bahwa pemerataan teknologi seluler bukan hanya perkara teknis, tapi juga ekonomi.

Sebab, secara bisnis, operator seluler akan lebih mengutamakan jaringan di daerah perkotaan yang padat penduduk karena lebih menguntungkan secara komersil.

Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di beberapa negara tetangga seperti Filipina dan Malaysia juga ditemukan kesenjangan availability teknologi seluler yang lebih kurang sama antara kota dan desa.

Posisi Indonesia dalam hal ini sebenarnya masih lebih baik dibanding dua negara itu. Di Filipina, kesenjangan availability 4G antara perkotaan dan pedesaan mencapai 14 persen.