Find Us On Social Media :

AS Kembali Perpanjang Lisensi Google ke Huawei Selama 90 Hari

By Adam Rizal, Rabu, 20 November 2019 | 15:00 WIB

Dilarang Pakai Android, Bagaimana Nasib Ponsel Huawei?

Kementerian Perdagangan Amerika Serikat kembali memperpanjang lisensi produk-produk AS kepada Huawei selama 90 hari ke depan, Senin (18/11) pagi waktu setempat.

Padahal, seharusnya hari ini lisensi perangkat keras dan lunak seperti berbagai layanan Google, untuk Huawei berakhir.

Pada Mei lalu, pemerintah AS sempat memperpanjang penggunaan lisensi Google dkk selama 90 hari.

Kali ini, izin lisensi TGL (Temporary General License/ Lisensi Umum Sementara) tersebut kembali diperpanjang untuk ketiga kalinya.

Lisensi TGL ini berpengaruh tidak hanya bagi layanan Google pada perangkat smartphone Huawei. Tapi juga berpengaruh pada kebutuhan lisensi perangkat lunak dan keras yang dibutuhkan oleh jaringan telekomunikasi Huawei.

Sebab, salah satu bisnis utama Huawei adalah penyedia perangkat jaringan telekomunikasi yang digunakan oleh para operator.

"Perpanjangan TGL memungkinkan Huawei untuk melanjutkan layanan bagi pelanggan bagi pelanggan di wilayah yang paling terpencil di Amerika Serikat yang akan terputus dalam kegelapan (koneksi telekomunikasi)," jelas Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, seperti dikutip dari laman resmi kementerian tersebut.

"Pihak Kementerian akan terus memonitor ekspor teknologi penting untuk memastikan inovasi kamu tidak disalahgunakan sehingga mengancam keamanan nasional kami."

Pada Mei, Huawei masuk dalam daftar hitam setelah perusahaan itu diduga terlibat dalam aktivitas yang berlawanan dengan kebijakan pemerintah AS.

Huawei menyebut perpanjangan lisensi ini tidak akan memberikan efek yang mendasar pada bisnis Huawei. "Keputusan ini tidak mengubah fakta kalau Huawei telah diperlakukan tidak adil," seperti dikutip CNBC.

Huawei bersikeras pelarangan ini akan memberikan lebih banyak kerugian bagi AS ketimbang perusahaan China itu.

Mei lalu, Presiden Trump melarang perusahaan AS untuk menggunakan perangkat telekomunikasi yang dibuat oleh perusahaan yang mengancam keamanan negara itu.