Tak butuh waktu lama bagi para peretas jahat untuk melakukan tindakan kriminal pada Disney Plus.
Meski baru dirilis beberapa hari lalu, ribuan akun pelanggan layanan on-demand video (VoD) streaming itu dilaporkan telah dibajak oleh hacker.
Akun-akun tersebut kemudian dijual di pasar gelap internet dan sejumlah forum hacking. Harganya dipatok mulai dari 3 dollar AS (Rp 42.000) hingga 11 dollar AS (Rp 155.000) per akun, bahkan ada juga yang diberikan secara cuma-cuma.
Angka tersebut tentu jauh di bawah harga langganan normal Disney Plus. Untuk menikmati konten di Disney Plus (secara legal), peminatnya harus membayar biaya langganan 6,99 dollar AS (Rp 98.000) per bulan atau 69,99 dollar AS (Rp 987.000) per tahun.
Ada pula paket bundling layanan Disney Plus, Hulu, dan ESPN Plus yang bisa didapatkan dengan harga 12,99 dollar AS (Rp 183.300) per bulan seperti dihimpun ZDNET.
Banyak pengguna resmi Disney Plus yang melaporkan bahwa akun mereka telah diambil alih oleh peretas.
Peretas mulanya mengakses akun mereka, kemudian akun tersebut dikeluarkan dari semua perangkat yang aktif lalu email dan kata sandi pun diubah.
Akibatnya, sang pemilik yang sah jadi tak bisa masuk ke akunnya sendiri. Dengan demikian, peretas bisa mengambil alih akun secara penuh dan pemilik resmi akun tersebut pun tidak lagi bisa menggunakannya.
Pelanggan Disney Plus yang jadi korban peretas kemudian mencurahkan keluh kesahnya di jejaring sosial Twitter dan forum Reddit. Tidak diketahui dengan jelas bagaimana peretas tersebut bisa masuk ke dalam akun pelanggan.
Sejumlah pelanggan padahal mengatakan bahwa mereka telah menggunakan kata sandi yang unik untuk mengamankan akun.
Namun, ada dugaan bahwa perangkat pelanggan tersebut terinfeksi malware yang kemudian dapat mencuri informasi, termasuk password yang digunakan pada akun Disney Plus mereka.
Disney Plus sendiri baru dirilis pada 13 November 2019 lalu di beberapa negara, yakni Amerika Serikat, Kanada, dan Belanda.