Indonesia masuk ke posisi ke-3 sebagai negara yang paling banyak menerima panggilan spam di dunia tahun 2019.
Director of Communications Truecaller, Kim Fai Kok, mengakui posisi tersebut cukup mengejutkan. Pasalnya, pada tahun 2018, Indonesia masih berada di peringkat ke-16.
"Indonesia merupakan negara yang paling banyak menerima spam di Asia Tenggara, dengan jumlah panggilan spam sebesar 27,9 setiap bulannya," kata Kim dalam keterangan persnya, Kamis (12/12).
Menurut Kim, dibanding angka tahun sebelumnya, Indonesia hanya menerima 8,5 panggilan spam per bulan. Sumber spam panggilan paling tinggi tetap dipegang oleh Bank dan broker asuransi.
"Telepon dari bank, layanan finansial, dan broker asuransi merupakan sumber spam terbesar, berkontribusi sekitar 64 persen dari semua panggilan spam," kata Kim.
Kim menambahkan yang lebih mengkhawatirkan, jumlah penipuan (scam) lewat telepon meningkat dua kali lipat sejak tahun lalu.
"Meningkat dari 10 persen menjadi 21 persen, ini berarti 1 dari 5 panggilan spam merupakan penipuan," tambah Kim.
Selain itu, laporan ini juga menemukan fakta baru terkait adanya beberapa kerusuhan dan peristiwa demo di Indonesia. Menurut Kim, banyak penipu yang memanfaatkan momen-momen ketidakpastian tersebut untuk menipu masyarakat umum.
Salah satu penipuan yang kerap terjadi belakangan ini adalah telepon palsu dari rumah sakit, dimana mereka memberitahu Anda bahwa ada anggota keluarga atau teman yang masuk ke rumah sakit dan membutuhkan perawatan medis segera.
"Lalu, Anda akan dimintai uang untuk membayar perawatan tersebut," ungkap Kim.
Selain itu, ada pula penipuan 'wangiri' atau 'one ring' yang umum terjadi di Indonesia. Penipu akan mencoba meninggalkan panggilan tidak terjawab (missed call) berulang kali dari nomor telepon internasional ke ponsel korban.
Jika korban menelepon balik nomor tersebut, mereka akan dialihkan ke layanan tarif premium yang mahal, dimana penipu akan mendapat keuntungan dari tarif tersebut. Truecaller Insights Report 2019 juga menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-10 sebagai negara penerima SMS spam terbanyak di dunia.