Find Us On Social Media :

Lewat Program Ini Red Hat Dorong Transformasi Digital Para Perusahaan

By Rafki Fachrizal, Jumat, 13 Desember 2019 | 15:15 WIB

Rully Moulany (Country Manager, Red Hat Indonesia) dan Sandra Arps (Open Innovation Labs Lead, Red Hat APAC) saat media briefing mengenai Red Hat Open Innovation Labs di The Westin Hotel, jakarta.

Di saat teknologi terus mendisrupsi berbagai industri, inovasi melalui tranformasi digital sejatinya menjadi cara ampuh bagi para perusahaan/organisasi untuk dapat terus maju dalam mengembangkan bisnisnya.

Sayangnya, dalam penerapannya, tidak sedikit perusahaan yang menghadapi tantangan ketika proses pengembangan transformasi digital tersebut mereka lakukan.

Nah, sebagai upaya untuk mempermudah perusahaan dalam melakukan transformasi digital, perusahaan teknologi open source asal negeri Paman Sam yakni Red Hat, sejak 2017 lalu menghadirkan program residensi yang bernama Red Hat Open Innovation Labs.

Dalam media briefing yang digelar kemarin (12/12/19) di Jakarta, Sandra Arps selaku Open Innovation Labs Lead Red Hat, mengatakan bahwa Open Innovation Labs merupakan program residensi imersif yang  di mana Red Hat bekerja sebagai inkubator bagi berbagai perusahaan.

“Kita sering melihat bahwa mengembangkan aplikasi dapat memakan waktu bertahun-tahun dan menghabiskan biaya jutaan, serta membutuhkan persyaratan keamanan, ketentuan kepatuhan, dan privasi yang bisa menghambat kemajuan. Sehingga, untuk membantu para pelanggan kami dalam perjalanannya, para ahli Red Hat dari laboratorium bersama-sama untuk menyelesaikan tantangan bisnis, memulai inovasi atau mengembangkan prototipe menggunakan teknologi open source, dan pendekatan DevOps,” jelas Sandra.

Dilanjutkan Sandra, program ini mampu mengubah cara perusahaan bekerja dengan menghadirkan pendekatan yang holistik tentang bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut harus mendukung percepatan inovasi.

Hal ini bisa dilakukan dalam tiga lingkup utama, yakni:

  1. Pengguna: Setiap individu, yang mungkin sebelumnya bekerja di kubikel bekerja bersama sebagai tim berkinerja tinggi, yang beranggotakan tim dari berbagai fungsi atau departemen seperti Bisnis, TI dan Operasi.
  2. Proses: Red Hat membantu mengeksplorasi berbagai cara pendekatan dalam menghadapi sebuah permasalahan menggunakan cara berpikir yang cepat dan sederhana. Berfokus pada bagaimana Red Hat memberikan nilai kepada pengguna akhir.
  3. Teknologi: Menggunakan tool open source Red Hat dan teknologi modern untuk meningkatkan para tim pelanggan sehingga mengurangi proses manual agar menjadi lebih cepat dan gesit.

“Dengan berfokus pada tiga bidang ini, kami membantu para pelanggan meningkatkan kebiasaan mereka, dan mendorong hasil bisnis lebih cepat,” ucap Sandra.

Oh ya, terkait dengan masa program ini berlangsung, perusahaan yang mengikuti program ini bisa memperoleh rentang waktu antara 6 dan 12 minggu, tergantung pada kebutuhan bisnis pelanggan.

“Selama periode ini, kami memastikan bahwa tim mendapatkan cukup waktu untuk membenamkan diri dalam cara bekerja baru untuk berinovasi lebih cepat dan mandiri,” cetus Sandra.

Baca Juga: Teknologi Red Hat Di Balik Kecanggihan Pesawat Tempur F-22 Raptor

Open Innovation Labs di Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Rully Moulany selaku Country Manager, Red Hat Indonesia, mengatakan bahwa program ini membawa keunikan tersendiri karena terkait dengan teknologi open source yang di mana sangat cocok untuk mendukung tranformasi digital perusahaan di Tanah Air.

“Satu hal yang unik tentang Red Hat adalah kami itu open source. Semua yang kami lakukan itu berbasis open source. Semua software yang kami tawarkan ke market itu open source. Di dalam open source itu terdapat suatu metodologi pembuatan software yang mengutamakan kolaborasi, keterbukaan, partisipasi, dan tentu saja impact dari tiap-tiap individu yang berkontribusi di dalam pembuatan software tersebut,” terang Rully.

Berdasarkan perspektif tersebut, itulah yang dibawa Red Hat ke dalam program ini. “Sehingga, apa yang sudah menjadi DNA kami sejak 26 tahun berdiri itu kami yakini dapat membawa value lebih bagi pelanggan kami. Kami ingin tularkan intinya. Mulai dari cara bagaimana kami develope software, bagaimana kami melakukan inovasi ke pelanggan-pelanggan di Indonesia, dan lainnya,” ujar Rully.

Di sisi lain, ketika ditanya mengenai perusahaan Indonesia yang telah berpartisipasi di program ini, Rully menjelaskan bahwa sudah ada perusahaan yang telah turut serta dan berasal dari industri finansial.

“Sudah ada, salah satu bank terkemuka di Indonesia yaitu bank swasta. Tapi memang mereka masih malu-malu ya, belum bisa kita share namanya. Mereka melakukan Open Innovation Labs ini bahkan sampai dua kali supaya kami membantu memecahkan mereka punya tantangan,” pungkas Rully.

Baca Juga: Red Hat Process Automation Permudah Pengambilan Keputusan Bisnis