Find Us On Social Media :

Duh! Percuma Main PUBG Tapi Rugikan Indonesia Triliun Rupiah

By Adam Rizal, Rabu, 8 Januari 2020 | 16:30 WIB

Ada 113 Miliar Aplikasi Diunduh Tahun ini, Paling Banyak Game Mobile. Salah satunya PUBG

Seringkali sebuah game menjual sebuah barang tertentu yang hanya bisa dibeli menggunakan uang nyata. Misalnya saja dalam game Player Unknown Battleground ya (PUBG) Mobile dimana pengguna harus membayarkan sejumlah uang untuk mendapatkan barang-barang yang sifatnya hanya kosmetik (tidak mempengaruhi permainan).

Lalu uang tersebut larinya kemana? Tentu saja ke publisher terkait. Sayangnya, sebagian publisher tersebut tidak memiliki kantor yang berbasis di Indonesia.

Contohnya game mobile yang paling populer di Indonesia, Mobile Legends, yang publisher-nya, Moonton baru dikabarkan berencana membuka kantor di Indonesia pada September 2018 lalu.

Artinya sejak pertama kali masuk Indonesia pada tahun 2016, hampir tidak ada operasi Moonton yang dilakukan di Indonesia. Dengan dengan kata lain, hampir seluruh uang yang dikeluarkan pemain dari Indonesia akan berhamburan ke luar negeri.

Sebuah lembaga riset, Newzoo mencatat total pendapatan industri game di Indonesia pada tahun 2017 mencapai US$ 880 juta atau setara dengan Rp 11 triliun. Dengan jumlah tersebut, Indonesia tercatat sebagai pasar industri game terbesar ke-16 di dunia.

Solusinya

Mirza mengatakan pada dasarnya game online tidak akan mengganggu Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) jika memang dibuat oleh anak bangsa. "Dahulu film kita selalu impor dari luar negeri. Film lokal belum jadi tuan rumah. Sekarang film impor sedikit dan film lokal sudah jadi tuan rumah sendiri," kata Mirza.

Menurut Mirza, walaupun saat ini sudah banyak developer game dari tanah air. Namun belum semasif dari luar.

"Mungkin sudah ada game buatan lokal, dan mudah-mudahan nanti game buatan Indonesia akan semakin familiar dan mengambil market share lebih besar. Sekarang kita belum hitung kontribusinya," katanya.

Lebih jauh, Mirza mengatakan intinya Indonesia harus bisa berusaha dan memproduksi dari dalam negeri sendiri. Produktivitas bisa meningkat, dan mendatangkan devisa.

Selain itu, salah satu pejabat Intel Software Innovator juga mengatakan pemerintah seharusnya mengatur semua game yang publish di Indonesia bekerja sama dengan publisher lokal agar industri gaming di Indonesia meningkat.

"Kalau ada kebijakan semua game yang di-publish di Indonesia harus bekerja sama dengan publisher lokal, tentu porsi pie [pangsa pasar] ke dalam negeri akan naik," jelas salah satu pejabat di Intel Software Innovator, dalam sebuah pesan kepada CNBC Indonesia.