Find Us On Social Media :

Belum Ada Niat IPO, Begini Cara Bukalapak Berhenti Bakar Uang

By Adam Rizal, Sabtu, 11 Januari 2020 | 15:30 WIB

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin

Bukalapak menargetkan perusahaan mereka berkelanjutan dari segi bisnis agar dapat bertahan lama bahkan hingga di atas 100 tahun, pengumuman ini hadir saat mereka merayakan ulang tahun ke-10.

"Tidak masuk akal kalau kita mengharapkan selalu disubsidi pemilik saham. Jadi, dari awal kami berniat ingin punya model bisnis yang berkelanjutan," kata CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, saat diwawancara di Jakarta, Jumat.

Bukalapak tahun ini mengatur strategi agar mereka bisa menjadi perusahaan yang berkelanjutan, yaitu dengan memiliki sumber daya yang kuat dan memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan.

"Kami selalu mencoba bertumbuh (dari segi) revenue, cash-flow tumbuh lebih tinggi dari cash out," kata Rachmat.

Bukalapak tahun ini juga fokus untuk memperluas jangkauan UMKM baik secara online maupun offline, serta menjadikan perusahaan sebagai tempat berkarya bagi talenta dalam negeri.

Mengenai initial public offering (IPO) atau masuk bursa saham, Rachmat berpendapat hal tersebut merupakan salah satu cara untuk mendapatkan modal, namun, saat ini mereka belum ke arah tersebut.

"Kami lebih mempersiapkan Bukalapak bisa berkelanjutan, bisa secara infrastruktur perusahaan, tata kelola, risiko, bisa seperti perusahaan yang kelas dunia," kata Rachmat.

Bukalapak, salah satu dari lima unicorn Indonesia, memiliki valuasi senilai 2,5 miliar dolar Amerika Serikat pada 2019 lalu. Platform tersebut saat ini memiliki jumlah pengguna aktif sekitar 70 juta.

Transaksi 2019 Naik 60 Persen

Platform dagang online Bukalapak mencatat transaksi naik 60 persen pada tahun dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan transaksi tersebut juga terasa saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada 12 Desember 2019, mereka mengalami kenaikan 30 persen dibandingkan hari yang sama tahun sebelumnya.

Harbolnas 2019 menjadi catatan pesta belanja terbaik mereka sepanjang 10 tahun berdiri.

Bukalapak pun membenarkan valuasi perusahaan pada 2019 mencapai 2,5 miliar dolar Amerika Serikat. Perusahaan rintisan baru bisa menyandang status unicorn setelah mereka memiliki valuasi 1 miliar dolar AS, sementara untuk menjadi hectacorn, mereka harus memiliki valuasi 10 miliar dolar AS.

Pada 2019, Bukalapak bermitra dengan pemerintah pusat maupun daerah untuk mendukung implementasi tata kelola digital, antara lain menyediakan pembayaran untuk Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bumi dan Bangunan di beberapa kabupaten kota.

Bukalapak juga bermitra dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mendukung akses pembiayaan non-tunai melalui program pembiayaan ultra-mikro.

Bukalapak, menurut data pada akhir 2019, memiliki 70 juta pengguna, aplikasi mereka dikunjungi lebih dari 420 juta kali per bulan. Saat ini terdapat 3 juta warung dan agen individual yang bergabung dengan Mitra Bukalapak, yang tersebar di 477 kota dan kabupaten.