Popularitas iPhone 11 membawa kabar baik untuk penjualan iPhone di China. Pasalnya, jumlah pengapalan perangkat iPhone meningkat di sana, terutama saat periode liburan bulan Desember lalu.
Bahkan, pengapalan iPhone naik dua angka menjadi 18,7 persen secara year on year dengan pengapalan 3,18 juta unit.
Data itu dihimpun dari kalkulasi Bloomberg berdasarkan data dari pemerintah dan seluruh pengapalan smartphone, termasuk ponsel Android. Peningkatan ini meneruskan tren positif pada bulan September hingga Oktober 2019 lalu.
Pada periode tersebut, Apple mengapalkan sebanyak 10 juta unit iPhone. Beberapa analis berpendapat bahwa penjualan iPhone 11 lebih tinggi dibanding pendahulunya, khususnya di China yang menjadi pasar kedua terbesar Apple setelah Amerika Serikat.
Sebelum iPhone 11 dirilis, Apple sempat terseok-seok di China karena banyaknya pemain lokal yang juga kuat, seperti Xiaomi dan Huawei.
Vendor asal Korea Selatan, Samsung, juga menyerobot pangsa pasar Apple di China untuk segmen ponsel premum. CEO Apple Tim Cook pun mengadakan beberapa program untuk mendongkrak kembali penjualan iPhone di sana, seperti memberikan diskon dan tukar tambah (trade in).
"Konsumen di China akan mendapatkan iPhone 11 series lebih baik dibanding model tahun lalu karena harga yang lebih murah. Kami melihat penjualan model tahun lalu lebih lemah dibanding produk terbaru yang kian menguat," kata Nicole Peng, salah satu analis Canalyst, dihimpun dari Investors.
Penjualan iPhone di China diprediksi akan semakin meningkat menjelang Tahun Baru Imlek akhir Januari nanti. Secara keseluruhan, penjualan smartphone di China menurun pada bulan Desember lalu ke angka 30 juta unit.
Jumlah itu turun 13,7 persen dibanding periode yang sama tahun 2018 lalu, sebagaimana laporan Bloomberg. Larisnya iPhone 11 series cukup menarik, sebab Apple sampai saat ini hanya menyediakan perangkat iPhone versi 4G, belum 5G seperti vendor lainnya.
Padahal, di China beberapa vendor smartphone mulai memasarkan ponsel 5G mereka. Apple diproyeksikan baru akan merilis iPhone 5G di tahun 2020 ini.
Pendapatan Apple
Pendapatan Apple terbilang fluktuatif pada tahun fiskal 2019 tetapi Apple mencatatkan pemasukan yang menggiurkan senilai USD 64 miliar atau sekitar Rp 896,9 triliun pada Q4 2019.
Pendapatan itu sedikit lebih besar ketimbang Q4 2018 lalu, dan masih setara dengan prediksi para analis, yang sebelumnya memperkirakan pemasukan Apple berada pada rentang USD 61 miliar sampai USD 64 miliar.
Meski begitu, keuntungan bersih Apple menurun dari USD 14,125 miliar menjadi USD 13,686 miliar pada Q4 2018.
"Kami mencatatkan tahun fiskal 2019 sebagai pemasukan Q4 terbesar sepanjang sejarah, yang didorong oleh pertumbuhan dari Services, Wearables, dan iPad. Kami optimis untuk melihat apa yang akan terjadi pada musim liburan mendatang," ujar CEO Apple Tim Cook.
Pada Q4 2019, Apple menyebut penjualan iPhone mencapai USD 33,3 miliar, Mac sebesar USD 6,9 miliar, iPad USD 4,6 miliar, dan kombinasi wearable, home dan aksesoris sebesar USD 6,5 miliar.
Sementara pemasukan dari bisnis layanan mereka mencapai USD 12,5 miliar, yang juga merupakan sebuah rekor baru.
Dibanding tahun sebelumnya, penjualan iPhone saat itu mencapai USD 37,1 miliar dan Mac USD 7,4 miliar, alias menurun.
Namun untuk penjualan iPad, wearable, dan layanan, angkanya meningkat dari USD 4 miliar, USD 4,2 miliar, dan USD 9,9 miliar.
Secara geografis, penjualan Apple sedikit menurun di Eropa, China, dan Jepang. Namun penjualannya meningkat di Amerika, yaitu dari USD 27,5 miliar menjadi USD 29,3 miliar, juga di Asia Pasifik, yang meningkat dari USD 3,4 miliar menjadi USD 3,6 miliar.
Pada Q1 tahun fiskal 2020 mendatang, Apple memperkirakan akan mendapat pemasukan antara USD 85,5 miliar sampai USD 89,5 miliar.
Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang Q1 2019 yang mengecewakan, dan juga di atas pemasukan Apple pada Q1 2018 yang mencapai USD 88,3 miliar seperti dikutip Venture Beat.
Airpods Pro
Apple dikabarkan akan meluncurkan earphone terbaru yang dilengkapi dengan teknologi noise-cancelling bernama AirPods Pro pada akhir bulan ini.
Dikutip dari laman The Verge, AirPods Pro terbuat dari bahan metal teknologi terbaru untuk mendukung fitur noise-cancellation.
Rumor yang beredar, AirPods Pro akan dilengkapi dengan fitur tahan air agar dapat digunakan saat berolahraga di pusat kebugaran atau saat berlibur.
Informasi tentang kehadiran AirPods Pro itu yang akan diluncurkan pada akhir Oktober itu bertepatan dengan temuan desain AirPods baru di iOS 13.2 versi beta.
Laman 9to5Mac menemukan sebuah kode yang mengindikasikan Apple akan membuat AirPods baru yang mirip dengan versi lama.
Sistem operasi iOS 13.2 juga memuat tutorial animasi bagaimana cara mengaktifkan fitur noise-cancellation di AirPods baru. AirPods Pro dikabarkan akan dijual seharga 260 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp3,7 juta.
Namun, belum ada tanda-tanda resmi Apple akan menggelar peluncuran gawai pada Oktober. Apple sebelumnya akan memperkenalkan AirPods pada Desember 2016. Tapi, mereka kesulitan memproduksi hingga berbulan-bulan kemudian.