Find Us On Social Media :

Facebook Akan Peringatkan Pengguna Jika Datanya Diakses Pihak Ketiga

By Adam Rizal, Selasa, 21 Januari 2020 | 15:30 WIB

Ilustrasi keamanan Facebook

Persoalan privasi di Facebook banyak bersumber dari aplikasi pihak ketiga yang diberikan akses ke data pribadi pengguna.

Terkait dengan hal itu, untuk mempermudah pengguna dalam melacak ke mana saja datanya dibagikan, Facebook menggulirkan fitur baru bernama "Login Notifications".

Fitur ini bakal menampilkan notifikasi di aplikasi Facebook jika pengguna melakukan login ke suatu layanan pihak ketiga dengan menggunakan akun Facebook miliknya.

Dalam jendela notifikasi ditampilkan informasi waktu login berikut akses ke data jenis mana saja yang diminta oleh pihak ketiga tersebut, misalnya, informasi soal nama, tanggal lahir, alamat e-mail, atau daftar teman.

Di sini juga terdapat tombol khusus bernama "Edit Settings" untuk menghapus hak akses aplikasi pihak ketiga tersebut terhadap data pribadi.

"Notifikasi mengingatkan pengguna bahwa mereka memiliki hak penuh atas data yang dibagikan ke pihak ketiga," tulis Facebook dalam sebuah posting berisi pengumuman.

Selain di aplikasi Facebook, notifikasi yang sama soal akses data pihak ketiga juga akan dikirimkan ke alamat e-mail pengguna yang terdaftar di akun Facebook.

Memasuki 2020, Facebook mengatakan bakal melanjutkan eksperimen untuk menambah kendali pengguna atas data mereka, terutama yang berhubungan dengan login ke pihak ketiga.

Persoalan akses data oleh pihak ketiga ini sempat membuat geger seantero dunia saat skandal Cambridge Analytica mengemuka pada awal 2018.

Ketiga itu, perusahaan konsultasi politik tersebut mengumpulkan data pribadi jutaan pengguna Facebook -termasuk di Indonesia- lewat aplikasi pihak ketiga berupa kuis.

Sistem Keamanan

Facebook akhirnya melakukan langkah cukup besar ihwal keamanan data pengguna. Perusahaan pimpinan Mark Zuckerberg itu tidak akan lagi meminta nomor telepon (handphone/hp) pengguna melalui fitur otentikasi dua faktor, yang akan digunakan untuk menyarankan teman.

Seperti diketahui, fitur otentikasi dua langkah sejatinya dibuat untuk mempertebal keamanan log in Facebook. Namun, melalui cara itu pula, Facebook bisa menyarankan teman atau orang lain (friend suggestion) berdasar kontak nomor telepon, ke pengguna tersebut.

Perubahan privasi ini mulai berlaku di beberapa negara seperti Ekuador, Etiopia, Pakistan, Libya, dan Kamboja. Facebook mengatakan negara lain akan mulai mendapat pembaruan privasi ini tahun depan.

Perubahan ini tidak berlaku secara default bagi pengguna Facebook saat ini, terutama yang telah menggunakan otentikasi dua langkah dengan nomor HP.

Namun, mereka bisa memutuskan tautan di otentikasi dua faktor mereka dan menghapus pertemanan dengan teman yang disarankan, kemudian menambahkan mereka lagi secara manual.

Langkah ini konon berasal dari inisiatif tim peninjau privasi internal Facebook yang dipimpin Michel Protti. Sebab, Protti bersama Zuckerberg bertanggung jawab menandatangani laporan sertifikasi privasi pengguna yang diminta Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) secara rutin tiap triwulan.

Sebagai pengingat, pada Juli lalu, FTC mendenda Facebook sebesar 5 miliar dollar AS karena dianggap menyalahgunakan data pribadi pengguna. Sejak saat itu, Facebook wajib memberikan laporan terkait kemanan data pribadi pengguna.

Selain denda, FTC juga meminta Facebook tidak menggunakan nomor HP yang didapatkan dari fitur otentikasi dua faktor, untuk menargetkan iklan ke pengguna.

Namun, FTC tidak secara eksplisit meminta Facebook menyetop penggunaan nomor ponsel yang dikumpulkan melalui otentikasi dua faktor itu untuk menyarankan teman ke pengguna.

Mulai Agustus lalu, Protti dan tim mulai melakukan beberapa peninjauan. Tidak hanya soal otentikasi dua langkah, namun peninjauan isu privasi lainnya.

"Tinjauan ini berguna untuk memastikan bahwa pembaruan sistem mendukung pernyataan privasi kami, bahwa telah dilaksanakan dengan benar," kata Protti dirangkum Reuters.

Selain itu, peninjauan ini juga bertujuan untuk meminimalisir sedikit mungkin data yang dikumpulkan, mendokumentasikan ke mana saja data tersebut pergi, dan memberikan transparansi tentang cara kerja produk.