Find Us On Social Media :

Virus Corona Merebak, Apple Tutup 42 Toko Ritel di China

By Adam Rizal, Senin, 3 Februari 2020 | 15:00 WIB

Apple Store China

Virus Corona baru terus berkembang dan jumlah korban meninggal mencapai 259 orang. Apple pun menutup sementara 42 toko mereka di China daratan.

Padahal selama ini China adalah pasar terbesar Apple. Dalam pernyataannya Apple mengatakan mereka akan menutup toko-toko, kantor perusahaan dan pusat layanan di Cina hingga 9 Februari. Produsen iPhone itu mengatakan hal dilakukan sebagai tindak pencegahan dan berdasarkan saran dari pakar kesehatan.

"Pikiran kami bersama orang-orang yang terdampak oleh virus Corona dan mereka bekerja berkejaran dengan waktu untuk mempelajarinya dan mengatasinya," kata Apple.

Toko online perusahaan teknologi raksasa itu masih buka. China adalah pasar terbesar Apple setelah Amerika Serikat dan Eropa. Sebagian besar iPhone dan produk Apple lainnya juga diproduksi di negara itu.

CEO Apple Tim Cook memberitahu para analisis ketidakpastiaan karena wabah virus ini membuat perusahaannya tidak menawarkan panduan khusus tentang performa keuangan mereka selama beberapa bulan ke depan.

Cook mengatakan penjualan di musim liburan lebih baik dibandingkan yang diperkirakan para investor.

Performa di musim liburan mendorong harga saham Apple pada pekan ini. Tapi karena ketidakpastiaan yang disebabkan oleh virus Corona di Cina membuatnya jatuh kembali. Pada Jumat (31/1) harga saham Apple jatuh 4 persen di angka 309,51 dolar AS.

Cook juga mengatakan kontraktor-kontraktor Apple di Cina terpaksa belum bisa membuka kembali pabrik mereka setelah tutup liburan Imlek.

Cook menambahkan perusahaan tengah mencari cara untuk meminimalisir distrupsi pasokan. Pasalnya beberapa pemasok Apple berada di Provinsi Hubei. Titik awal penyebaran virus Corona baru yang kini telah menginfeksi lebih dari 11 ribu orang.

Hambat Produksi

Apple berencana meningkatkan produksi iPhone sebesar 10 persen pada pertengahan tahun ini mungkin terhalang oleh wabah virus corona yang menyebar di China, demikian Nikkei Asian Review.

Perusahaan itu telah meminta pemasok-pemasoknya, banyak di antaranya punya pusat manufaktur di China, untuk membuat hingga 80 juta iPhone pada paruh pertama 2020, lapor Nikkei, mengutip sumber yang mengetahui rencana Apple.