Pendiri Telegram Pavel Durov mengkritisi soal kelemahan WhatsApp terkait dengan bobolnya ponsel orang terkaya di dunia, Jeff Bezos.
Ponsel Bezos diduga diretas dengan mengirimkan malware dari akun WhatsApp Putera Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.
Durov menyebut keamanan enkripsi end-to-end milik WhatsApp tidak sepenuhnya dapat diandalkan. Sebab, metode keamanan itu menjadi tidak berguna ketika WhatsApp tidak memerhatikan aspek-aspek lain dalam keamanan data.
Dilansir dari Telegraph, Durov menyatakan hal tersebut menyusul peretasan yang dialami oleh CEO Amazon sekaligus orang terkaya di dunia, Jeff Bezos.
Durov menyebutkan tiga aspek yang membuat jaminan keamanan pengiriman pesan di WhatsApp dengan enkripsi end-to-end WhatsApp tidak berguna.
"Jangan biarkan diri Anda dibodohi oleh teknologi yang setara dengan para pesulap sirkus yang ingin memusatkan perhatian Anda pada satu aspek yang terisolasi, saat mereka melakukan trik mereka di tempat lain," tutur Durov.
1. Pencadangan (backup) data pengguna di komputasi awan (cloud)
Durov mengatakan pengguna tidak ingin kehilangan chat saat mengganti perangkat. Oleh karena itu, pengguna melakukan backup data mereka di layanan seperti iCloud. Tanpa pengguna sadari, saat melakukan penyimpanan pesan di iCloud, pesan itu tak lagi terlindungi enkripsi end-to-end.
Faktanya Apple dipaksa oleh FBI agar layanan iCloud tidak dilindungi dengan enkripsi. WhatsApp pun tidak memberi tahu penggunanya bahwa saat pesan dicadangkan, pesan tidak lagi dilindungi oleh enkripsi end-to-end dan dapat diakses oleh peretas dan penegak hukum
"Itulah salah satu alasan mengapa Telegram tidak pernah bergantung pada layanan backup cloud pihak ketiga, dan Telegram Secret Chats tidak pernah dicadangkan di mana pun," ujar Durov, dalam pesan yang ia sampaikan di akun Telegramnya.
2. Ada Celah Backdoor 'Disengaja'
Durov menuduh WhatsApp sengaja menaruh backdoor pada aplikasi pesan instan mereka. Backdoor ini disebut ditaruh sebagai celah untuk menyelinap.