Sebagai kelanjutan dari flagship Galaxy seri S, Samsung meluncurkan tiga varian yang terdiri dari S10e, S10, dan S10+. Dari ketiganya, Galaxy S10+ merupakan varian tertinggi. Jika melihat sekilas, tidak banyak perubahan pada desain S10+ dibandingkan S9+. Yang kelihatan “hanya” berupa kamera depan yang kali ini ditempatkan di dalam area layar. Namun, tunggu dulu, ternyata S10+ menyematkan teknologi berbeda yang membuatnya lebih keren dibandingkan sebelumnya.
Layar 6,4 incinya menggunakan panel Dynamic AMOLED, bukan lagi Super AMOLED yang selama ini digunakan. Akibatnya, layar itu jadi yang pertama hadir dengan sertifikasi HDR10+. Ketika penulis coba, layar tersebut terlihat lebih terang dan lebih nyaman di mata. Begitu pula dengan kontras dan warnanya yang juga terlihat lebih bagus. Resolusi yang mendukung layar adalah QHD+ (3.040 x 1.440 piksel), tetapi secara default Samsung mengaturnya pada Full HD+ (2.280 x 1.080 piksel).
Kamera menjadi salah satu daya tarik yang dimiliki S10+ dengan penggunaan tiga kamera belakang, bukan dua seperti sebelumnya, yang masing-masing memiliki resolusi 16 MP untuk ultrawide, resolusi 12 MP untuk wide, dan resolusi 12 MP untuk telephoto. Kamera utama tersebut masing-masing memiliki sudut pandang 123 derajat, 77 derajat, dan 45 derajat.
Sebagai penunjang, Anda akan mendapatkan beragam pilihan pada aplikasi kamera, yaitu Pro yang menyediakan pengaturan manual, Night untuk kondisi temaram, Panorama untuk panorama, Live Focus untuk bokeh, Video untuk video, dan Slow-mo untuk mendapatkan video dengan frame per detik tinggi.
Sementara, kamera depannya cukup unik karena ditempatkan di dalam area layar. Dibandingkan S10e dan S10, S10+ adalah satu-satunya yang memiliki kamera depan ganda. Kamera depan kedua sendiri fungsinya lebih kepada kedalaman. Posisi kedua kamera depan di sudut kanan atas terkadang menghalangi tampilan saat mode layar penuh. Pilihan mode pada kamera depan itu pun lebih sedikit dan hanya menyediakan mode Live Focus, Photo, dan Video. Menariknya, saat bokeh ditambahkan, Anda bisa mengubah tingkat keburaman setelah foto diambil.
Sebagai seri flagship, S10+ menyertakan fitur keamanan untuk perlindungan data. Selain metode pengujian layar memanfaatkan kata sandi, PIN, pola, serta biometrik sidik jari dan wajah, disematkan pula fitur lain seperti Secure Folder dan Secure Wi-Fi. Secure Folder ditenagai oleh Samsung Knox yang merupakan enterprise-grade mobile security platform sehingga memiliki mekanisme pertahanan dan keamanan yang overlapping. Sementara, Secure Wi-Fi adalah opsi untuk mengamankan koneksi Wi-Fi dengan memanfaatkan VPN. Sensor sidik jarinya pun kini di dalam layar.
Untuk kinerja, S10+ tidak diragukan lagi berkat penggunaan SoC terkini Samsung, Exynos 9820, yang makin kencang (lihat tabel). SoC dengan CPU delapan core itu pun irit daya karena technology node 8 nm yang digunakannya. Apalagi, SoC tersebut ditemani memori utama dan media simpan internal berukuran besar, yaitu 8 GB dan 128 GB.
Untuk baterainya terbilang irit. Pengujian menggunakan PCMark membuktikan S10+ bisa bertahan lebih dari sepuluh jam. Menariknya, ponsel pintar itu tidak hanya mendukung pengisian baterai melalui kabel, tetapi juga secara nirkabel (wireless charging). Keduanya pun sama-sama menggunakan daya 15 W. Tidak hanya itu, melalui fitur PowerShare, S10+ bisa berfungsi layaknya wireless powerbank untuk perangkat lain yang mendukung standar Qi.
Kamera depan ganda memiliki dua pilihan sudut yang salah satunya lebih lebar sehingga tidak hanya asyik untuk swafoto sendiri, tetapi juga swafoto bersama teman.
Sensor pemindai sidik jari pada layar menggunakan teknologi ultrasonik yang hasilnya diklaim lebih akurat ketimbang teknologi optikal. (kredit foto: Julian Chokkattu/Digital Trends).
Hasil uji