Find Us On Social Media :

Gaet Milenial, Epson Indonesia Gunakan Kecanggihan Proyektor

By Adam Rizal, Kamis, 12 Maret 2020 | 09:30 WIB

Director Finance & Corporate Service PT Epson Indonesia, M Husni Nurdin

Milenial Indonesia memiliki jumlah dan potensi yang besar. Menurut Proyeksi Penduduk Indonesia dari Badan Pusat Statistik (BPS), mereka yang berusia 20-34 tahun akan disebut secara sederhana sebagai kelompok milenial. Laporan memperlihatkan bahwa kelompok usia itu, setidaknya, akan menyumbang 23,95 persen dari total populasi Indonesia pada 2018.

Pada 2018, BPS memproyeksi jumlah penduduk Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Pada 2019, jumlah mereka diproyeksi sebanyak 23,77 persen dari total populasi Indonesia yang mencapai 268 juta jiwa. Artinya, hampir seperlima penduduk di Indonesia adalah kelompok milenial.

Epson Indonesia pun melihat milenial memiliki pendekatan yang berbeda dari generasi yang di atasnya. Saat ini milenial Indonesia jauh lebih melek teknologi, terbuka dan dinamis.

Cepat atau lambat, para milenial yang akan menjadi pelanggan baru Epson. Epson pun sadar akan potensi milenial yang besar di Indonesia.

Epson Indonesia menggandeng 9 Matahari menciptakan sebuah pertunjuakan art digital di Paris Van Java, Bandung untuk meningkatkan brand awareness Epson Indonesia di mata para milenial.

9 Matahari menghadirkan karya seni berbentuk wahana imajinasi visual di kota kelahirannya, Bandung, Jawa Barat. Sudah dibuka sejak akhir tahun 2019, wahana yang bertemakan arktik ini berjudul 'Kala.Kini.Nanti'.

Director Finance & Corporate Service PT Epson Indonesia, M Husni Nurdin mengatakan konsep pameran art digital sekarang sedang hype tidak hanya di Indonesia tapi dunia. Kebanyakan, pameran art digital paling banyak dikunjungi para milenial.

"Konsep ini (art digital) memang lagi ngetren dan disukai milenial. Disin kita juga bisa memperkenalkan kecanggihan proyektor Epson dan meningkatkan brand awarness Epson di mata para milenial," katanya saat Epson Media Gathering di Bandung, Jawa Barat.

Husni juga menjelaskan konsep ini menggabungkan antara teknologi dan seni yang dihadirkan dalam pameran. Lengkapnya, wahana-wahana di dalam menggabungkan programming, proyeksi, video mapping, dan perpaduan dengan sensor.

"Saat pengunjung menyentuh objek yang ditembak proyektor, kemudian sensor membaca dan sensor mengirim ke media server dan media server memberi respon," ujarnya.

Husni mengatakan Epson sebagai pemimpin pasar proyektor di dunia menawarkan proyektor dengan teknologi 3LCD yang mampu menghasilkan tingkat kecerahan warna yang tinggi, warna terlihat alami dan nyaman di mata, serta tidak menghasilkan efek pelangi, pada saat yang sama mampu menghemat konsumsi listrik hingga rata-rata 25 persen, dibanding dengan teknologi lainnya.

"Teknologi 3LCD ini mampu menghasilkan kecerahan hingga 3 kali lipat lebih baik dan tampilan warna 3 kali lipat lebih jernih, sehingga hasil proyeksi mampu memberikan kualitas tajam yang seperti aslinya," pungkasnya.

"Kini dengan mengkombinasikan teknologi laser sumber cahaya ganda dengan teknologi 3LCD-R terbaru, proyektor Epson mampu memberikan kontras hitam yang absolut, lebih halus, jernih serta lebih detil pada tampilan proyeksinya. Sehingga tentunya, hasil proyeksi akan mampu memberikan warna lebih natural," pungkasnya.

Pameran art digital itu didukung oleh 13 unit proyektor laser Epson dengan lensa Ultra Short Throw dan Short Throw untuk menghasilkan gambar yang tajam dan warna yang sempurna.

"Jadi semua proyektor yang digunakan di dalam lab ini menggunakan proyek Epson, kategorinya high brightness, berteknologi tinggi dan lensanya bisa ditukar, diganti lensanya tergantung jarak tembak," katanya.

Kesan Pertama

Art Digital Epson Indonesia

Dalam pameran art digital itu terlihat sebuah instalasi seni digital seluas 200 meter persegi dan menggunakan teknologi proyektor video mapping ini ditampilkan pada radius layar 360 derajat. Karya yang berlokasi di Paris Van Java itu punya menjadi angin segar bagi para pencinta seni.

Ketika memasukinya, Anda akan langsung merasakan hal berbeda, seperti berada di dunia yang lain. Karya tersebut juga mengajak pengunjung untuk menikmati pemandangan bak langit aurora melalui teknologi proyeksi video mapping 360. Duduk atau berbaring, berdiri bahkan berlari. Masuki cakrawala tak berbatas berlibur dengan inspirasi. Menarilah bersama imajinasimu, bersama puitisnya salju hingga alunan langit aurora.