Find Us On Social Media :

Tiga Disrupsi Teknologi Utama yang Perlu Diperhatikan Para Pemimpin TI

By Rafki Fachrizal, Jumat, 13 Maret 2020 | 12:00 WIB

Ahmad Ubaidillah (System Engineer, NetApp Indonesia)

Di era transformasi digital seperti saat ini, bisnis sangat bergantung pada kekuatan data. Saking pentingnya data, kini muncul istilah ‘data is the new oil’.

Karena bergantung dengan data, perusahaan pun harus memerhatikan teknologi yang tepat untuk mengolah dan menggunakan data-data yang dimiliki sehingga dapat memberikan nilai yang diperlukan bagi perkembangan bisnisnya.

“Teknologi merupakan kunci untuk mencapai tujuan bisnis,” kata Ahmad Ubaidillah selaku System Engineer, NetApp Indonesia, di Jakarta, Kamis (12/03).

Terkait dengan teknologi ini, Ubaidillah mengungkapkan jika disrupsi teknologi secara langsung akan mampu menghasilkan disrupsi di masing-masing industri dan masyarakat.

NetApp sendiri melihat ada tiga disrupsi teknologi utama yang perlu diperhatikan oleh para pemimpin di bidang TI saat ini, yang di antaranya software, automation, dan DevOps.

1. Software

Perusahaan-perusahaan kini menghadapi begitu banyak data yang kompleks dan besar. Data seperti ini terlalu sulit untuk diproses melalui cloud tanpa modul yang menggunakan software, analytics software.

“Di masa kini, semakin banyak IP (intellectual property) dan konten yang beralih ke software. Bisnis mengalami disrupsi karena model bisnis dibangun di software yang memungkinkan konsumen dapat secara lebih cepat, mudah dan yakin akan mendapat layanan atau produk yang diinginkannya,’ tutur Ubaidillah.

Pengembangan software /aplikasi merupakan bagian tidak bisa dipisahkan dalam transformasi digital dalam suatu perusahan.

Penggunaan berbagai macam software dan aplikasi telah merubah cara berbisnis perusahaan dari cara tradisional menjadi lebih modern dengan tujuan untuk merangkul konsumennya dengan cara yang baru, mengembangkan produk dan layanan yang lebih inovatif, serta meningkatkan kepuasan pelanggan.

2. Automation

Kecepatan selalu menjadi kunci dalam era digital ini. Kebanyakan perusahaan tradisional masih menganggap bahwa tugas tim TI secara taktis yaitu bertindak ketika adanya kebutuhan dan kerusakan.

Padahal, seharusnya tim TI dapat bekerja untuk memberi masukkan yang dapat mendukung keputusan bisnis dari segi teknologi.

“Bisnis di era digital yang penuh kompetisi menuntut pengembangan software dan aplikasi yang lebih cepat agar layanan tersebut dapat diluncurkan kepada masyarakat/pengguna dengan cepat. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem otomatisasi dalam pengembangan software dan aplikasi,” cetus Ubaidillah.

Berbagai tools otomatisasi (automation tools) diperlukan untuk mendukung pengembangan aplikasi dengan cepat dengan hasil yang optimal.

Automation kini banyak diterapkan untuk menangani beberapa beban kerja. Perusahaan kemudian dapat berinvestasi untuk meningkatkan kemampuan dari sumber daya dan menghasilkan output yang berkualitas.

3. DevOps

Teknologi telah merubah pola konsumsi pengguna dan memberi dampak pada pengembangan dan operasional dari sebuah perusahaan.

Tim pengembangan diminta untuk terus menghadirkan inovasi dan pembaharuan dengan cepat, dan di saat yang bersamaan, operasional harus berjalan terus agar dapat memberikan pengalaman pelanggan yang baik serta mencapai tujuan bisnis.

“Oleh karena itu, strategi DevOps menjadi pilihan bagi enterprise untuk dapat menghadirkan produk/ output yang lebih cepat, meningkatkan pengalaman pelanggan, serta meningkatkan produktivitas dan kolaborasi antar tim TI,” terang Ubaidillah.

Baca Juga: NetApp: Tiga Kategori Penting untuk Melakukan Transformasi Digital