Find Us On Social Media :

Kaspersky: Dua Malware Ini Bisa Curi Cookie dan Ambil Alih Akun Medsos

By Liana Threestayanti, Selasa, 17 Maret 2020 | 14:00 WIB

Kaspersky menemukan dua modifikasi malware Android yang berpotensi mencuri cookie.

Kaspersky menemukan dua modifikasi malware Android yang berpotensi mencuri cookie.

Menurut rilis dari Kaspersky, kedua modifikasi malware tersebut, jika digabungkan, dapat mencuri cookie yang dikumpulkan oleh peramban dan aplikasi situs jejaring sosial populer. 

Selanjutnya, malware ini memungkinkan para aktor ancaman memperoleh kendali terhadap akun korban secara diam-diam dan mengirimkan berbagai konten yang tidak diinginkan.

Apa itu cookie? Cookie merupakan sejumlah kecil data yang dikumpulkan oleh situs web untuk melacak aktivitas para pengguna online. Data tersebut dikumpulkan pengelola situs web untuk menciptakan pengalaman yang lebih terpersonalisasi (personalized experience) di masa depan. 

Cookie sering dianggap sebagai gangguan yang tidak berbahaya. Tapi ketika berada di tangan yang salah, maka cookie dapat menimbulkan risiko keamanan. 

Apa risikonya? Ketika situs web menyimpan cookie tersebut, para aktor ancaman dapat menggunakan identitas unik yang mengidentifikasi para pengguna di masa depan tanpa memerlukan kata sandi atau login. 

Setelah memiliki identitas pengguna, para aktor ancaman dapat mengelabui situs web dengan skenario bahwa mereka sebenarnya adalah korban dan memiliki kendali penuh atas akun selanjutnya. Inilah yang dilakukan oleh para pencuri cookie dengan mengembangkan Trojan menggunakan pengkodean serupa dan mengendalikannya melalui server perintah dan kontrol (C&C) yang sama.

Trojan pertama akan memperoleh akses root pada perangkat korban, sehingga memungkinkan para aktor ancaman untuk mentransfer cookie Facebook ke server yang mereka miliki. Namun, sering kali, hanya dengan memiliki nomor ID saja tidak cukup untuk mengendalikan akun seseorang. 

Beberapa situs web menerapkan langkah-langkah keamanan untuk mencegah upaya masuk mencurigakan. Misalnya, seorang pengguna yang sebelumnya aktif di Chicago mencoba masuk dari Bali hanya beberapa menit kemudian.

Pada saat itulah Trojan kedua mengambil peran. Aplikasi berbahaya ini dapat menjalankan server proxy pada perangkat korban untuk melewati langkah-langkah keamanan dan memperoleh akses tanpa menimbulkan kecurigaan. Dari sana, para aktor ancaman dapat berperan sebagai korban dan mengambil kendali atas akun jejaring sosial pengguna untuk mendistribusikan konten yang tidak diinginkan.

Tujuan utama para pencuri cookie ini masih belum diketahui. Namun halaman yang ditemukan pada server C&C yang sama dapat memberikan petunjuk: halaman tersebut mengiklankan sebuah layanan untuk mendistribusikan spam di jejaring sosial dan pengirim pesan. Dengan kata lain, mereka kemungkinan mencari akses akun sebagai cara untuk meluncurkan serangan spam dan phising yang luas.

“Dengan mengombinasikan dua serangan, pencuri cookie telah menemukan cara untuk mendapatkan kendali atas akun korban tanpa menimbulkan kecurigaan. Meskipun ini merupakan ancaman yang relatif baru — sejauh ini, hanya sekitar 1.000 orang yang ditargetkan — angka itu terus bertambah dan kemungkinan besar akan terus berlanjut, terutama karena sulitnya pendeteksian oleh situs web. Meskipun kebanyakan orang biasanya tidak memperhatikan cookie ketika menjelajahi web, itu masih menjadi sebuah pilihan dalam memperoleh informasi pribadi, dan kapan pun data pribadi Anda dikumpulkan secara online, Anda harus selalu waspada,” ungkap Igor Golovin, analis malware Kaspersky.