Find Us On Social Media :

Hacker Serang WHO Pakai Virus Corona

By Adam Rizal, Kamis, 26 Maret 2020 | 15:30 WIB

Ilustrasi malware virus corona

Peretas atau hacker elite mencoba membobol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan serangan siber bernama virus corona.

Pejabat senior WHO yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss mengatakan serangan siber mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat.

Kepala Pejabat Keamanan Informasi WHO Flavio Aggio mengatakan identitas para peretas tidak jelas dan upaya itu tidak berhasil.

"Tetapi upaya peretasan terhadap agensi dan mitranya telah meningkat ketika mereka berjuang untuk menahan virus corona, yang telah menewaskan lebih dari 15.000 di seluruh dunia," ujar dia kepada Reuters, Senin.

Upaya pembobolan di WHO pertama kali diketahui oleh Alexander Urbelis, pakar keamanan siber dan pengacara dari Blackstone Law Group yang berbasis di New York, yang melacak aktivitas pendaftaran domain internet yang mencurigakan.

Ia telah menerima aktivitas sekitar 13 Maret ketika sekelompok peretas yang dia ikuti mengaktifkan situs jahat yang meniru sistem email internal WHO.

"Saya menyadari dengan cepat bahwa ini adalah serangan langsung terhadap Organisasi Kesehatan Dunia di tengah pandemi," katanya.

Urbelis mengatakan dia tidak tahu siapa yang bertanggung jawab di balik peretasan itu, tapi dua sumber lain yang memberi pengarahan tentang masalah itu, mencurigai sekelompok peretas tingkat lanjut yang dikenal sebagai DarkHotel. Kelompok tersebut telah melakukan operasi spionase dunia maya setidaknya sejak 2007.

Ketika beberapa pesan dikirim ke alamat email yang dikelola oleh peretas, pesan tersebut tidak berbalas. Aggio juga mengkonfirmasi bahwa situs yang ditemukan oleh Urbelis telah digunakan dalam upaya untuk mencuri kata sandi dari beberapa staf agen.

"Ada peningkatan besar juga dalam penargetan WHO dan insiden keamanan siber lainnya," tutur Aggio seperti dikutip Reuters.

"Tidak ada angka pasti, tapi upaya kompromi seperti itu terhadap kami dan penggunaan peniruan (WHO) untuk menargetkan orang lain meningkat lebih dari dua kali lipat," ujarnya.

WHO telah memperingatkan bahwa peretas berpura-pura sebagai agen untuk mencuri uang dan informasi sensitif dari masyarakat. Pejabat pemerintah di Amerika Serikat, Inggris dan di tempat lain juga mengeluarkan peringatan keamanan siber tentang bahaya ketika karyawan bekerja dari rumah buntut dari merebaknya pandemi virus corona.