EFF juga merinci beberapa implikasi privasi lain dari Zoom, termasuk fakta bahwa orang yang pertama melakukan panggilan dapat memantau aktivitas peserta lain dalam panggilan itu.
"Penelepon pertama punya kekuatan untuk merekam dan memonitor panggilan dan itu tidak disadari para peserta, khususnya jika ia (penelepon pertama) memiliki akun korporat," jelas Justin Brookman, Direktur Privasi dan Kebijakan Teknologi di Consumer Reports.
Untuk itu, pakar Laporan Konsumen Rowenna Fielding menyarankan pengguna untuk mematikan kamera dan mikrofon kecuali ketika benar-benar sedang berbicara di Zoom.
Jika merasa perlu menyalakan kamera, para ahli menyarankan pengguna untuk menutup gambar latar belakang. Sehingga pengguna lain tidak bisa memantau situasi di belakang pengguna. Misal dengan membuat tembok sebagai latar saat melakukan panggilan video.
Jika pengguna peduli dengan keamanan privasi mereka, Fielding menyarankan untuk menggunakan alamat email unik khusus untuk Zoom, menghapus cookie, hingga memblokir riwayat setelah melakukan pencarian.
Selain Zoom, ada aplikasi lain yang dinilai bisa menjadi solusi memberikan privasi kepada penggunanya, seperti Houseparty, Signal, hingga Jitsi.