Find Us On Social Media :

Makin 'Cuan', Omzet Pesan-Antar Makanan Online Capai Rp33 Triliun

By Adam Rizal, Selasa, 7 April 2020 | 16:00 WIB

Aplikasi pesan makanan Gojek, Gofood

Sebuah kajian Temasek dan Google mengungkapkan pendapatan layanan pesan-antar makanan online dapat mencapai USD20 miliar atau sekitar Rp33,2 triliun pada 2025.

Sebelumnya, omzet layanan pesan-antar ini tahun 2018 mencapai USD2 miliar atau Rp3,3 triliun. Studi dilakukan berdasarkan perilaku konsumen di dua perusahaan ride hailing yaitu Gojek dan Grab.

Selain itu, ada FoodPanda yang telah lebih dahulu menjadi pilihan sebagai layanan pengiriman makanan terpopuler di Malaysia, Filipina, dan Singapura.

Demi tetap bertengger di puncak jajaran pengiriman makanan ASEAN, FoodPanda meluncurkan fitur baru mereka yaitu Streetpanda. Fitur ini menawarkan pilihan jajanan pasar.

Menurut laporan e-Conomy SEA 2019 yang dikutip The Asean Post, tawaran kode promo dan kampanye pemasaran besar-besaran menjadi kunci kesuksesan Gojek dan Grab untuk mengembangkan layanan mereka.

Selain itu, menu-menu yang ditawarkan pada layanan Gofood (Gojek) dan Grabfood (Grab) pun saat ini terbilang cukup beragam.

Para pemain juga memanfaatkan strategi Cloud Kitchen. Cloud Kitchen merupakan sebuah dapur kolektif yang terdiri atas berbagai macam restoran.

Kumpulan restoran itu hanya menawarkan jasa delivery dan tidak menyediakan fasilitas makan di tempat.

Layanan ini juga bisa disebut dapur satelit atau ghost kitchen, yang mana tersedia ruang kerja berupa dapur dengan fasilitas lengkap yang bisa digunakan untuk memasak macam-macam menu.

Dengan menggunakan konsep ini, proses pengantaran makanan ke pelanggan akan relatif lebih singkat dibanding dengan pemesanan di restoran konvensional.

Pendapatan perusahaan yang menawarkan layanan pesan-antar makanan secara online pun berkat pandemi Covid-19, yang mana para pejabat dunia menerapkan kebijakan physical distancing dan isolasi diri di rumah.

Grab Indonesia mengakui bahwa ada peningkatan pada layanan pengantaran mereka seperti GrabFood, GrabExpress, dan GrabFresh powered by HappyFresh.

Kendati demikian, Grab Indonesia tidak mau blak-blakan soal berapa presentase kenaikan GrabFood khususnya saat pandemi Covid-19.

"Pada saat pemerintah memberlakukan langkah-langkah pengendalian pandemi Covid-19, kami juga melihat peningkatan pada bisnis pengantaran kami seperti GrabFood, GrabExpress, dan GrabFresh powered by HappyFresh di Indonesia. Hal ini menandakan bahwa kami memiliki diversifikasi bisnis," kata Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi.

"Saat ini, fokus kami adalah memastikan keamanan, kesehatan, dan juga kesejahteraan mitra dan pelanggan. Kami sangat berterima kasih kepada mitra yang tetap melayani pelanggan dalam masa yag penuh tantangan ini untuk mengantarkan makanan, bahan makanan, dan layanan lainnya kepada para pengguna kami," pungkasnya.