Find Us On Social Media :

Atasi Dampak Virus Corona, Airbnb Dapat Investasi US$1 Miliar

By Adam Rizal, Selasa, 7 April 2020 | 16:30 WIB

Ilustrasi aplikasi airbnb

Airbnb mendapatkan investasi terbaru senilai US$1 miliar untuk bertahan di tengah wabah virus corona.

Silver Lake dan Sixth Street Partners akan menginvestasikan uangnya ke dalam platform home-sharing itu dalam bentuk hutang dan ekuitas.

"Meskipun lingkungan saat ini jelas merupakan hal yang sulit bagi industri perhotelan, keinginan untuk melakukan perjalanan dan memiliki pengalaman otentik merupakan hal yang mendasar dan bertahan lama," kata mitra pengelola Silver Lake Egon Durban dalam rilisnya seperti dikutip AFP.

Durban menjelaskan model bisnis Airbnb yang beragam dan global dipercaya akan pulih usai wabah.

Pendiri Airbnb Brian Chesky menambahkan, dana segar ini memungkinkan Airbnb untuk berinvestasi dalam komunitas dan menambah pengalaman 'lokal' yang disediakaan dalam rumah.

Airbnb mengatakan akan fokus pada masa tinggal jangka panjang, mulai dari mahasiswa yang membutuhkan perumahan hingga pekerja jarak jauh. Rumah tersebut akan dibangun berdasarkan permintaan yang meningkat dari platform .

Persyaratan investasi termasuk memasukkan US$5 juta ke dalam Dana Bantuan Host Teladan untuk tuan rumah yang berperingkat tinggi yang membutuhkan bantuan dengan pembayaran sewa atau hipotek karena efek wabah virus corona.

Karyawan Airbnb memulai dana tersebut dengan US$1 juta dan dua rekan pendiri Airbnb menyumbang US$9 juta lagi.

Airbnb juga membantu tuan rumah dengan kerugian finansial setelah tamu membatalkan rencana perjalanan.

Bagi-bagi Saham

 Airbnb rupanya juga ingin menjadikan para pemilik properti dalam layanannya ini sebagai bagian dari perusahaan dengan memiliki saham.

Niatan tersebut diketahui dari permintaan Airbnb kepada US Securities and Exchange Commission (SEC) untuk merevisi aturan kepemilikan sekuritasnya.

Lebih khususnya, Airbnb ingin mengubah Rule 701 dari SEC yang mengatur soal kepemilikan ekuitas di perusahaan supaya bisa ada kelas pemegang saham baru untuk para rekanan di gig economy (bisnis dengan rekanan/ tenaga kerja lepas, termasuk di Airbnb).

Uber diketahui pernah bertemu dengan SEC untuk mengajukan permintaan serupa. Bedanya, proposal Airbnb kali ini berupa sebuah surat dan bisa dibaca di tautan berikut.

Airbnb ingin para pemilik properti ikut memiliki saham perusahaan karena diyakini bisa memberi insentif untuk kedua pihak.

“Sebagai marketplace sharing economy, Airbnb bisa sukses ketika para pemilik penginapan ini sukses juga,” tulis Airbnb dalam suratnya seperti dikutip TechCrunch.

“Dengan memberikan ekuitas kepada partisipan sharing economy sedari awal, maka insentif antara perusahaan dan peserta sharing economy akan bersesuaian,” lanjut Airbnb yang kini bernilai US$31 miliar.

Masih belum jelas bagaimana nanti mekanisme kepemilikan saham Airbnb oleh para rekanannya ini. Sebelum bisa terwujud, mungkin ada beberapa aturan tambahan yang mesti turut direvisi.

Aturan yang berlaku saat ini menyebutkan bahwa perusahaan privat dengan pemegang saham sejumlah 2.000 atau lebih, atau 500 pemegang saham atau lebih yang berlokasi di luar AS, mesti terdaftar di SEC.

Hal tersebut merupakan masalah bagi Airbnb yang sebagian besar pasarnya berlokasi di luar AS, mencakup 81.000 kota di 190 negara, sehingga menyulitkan pembagian ekuitas yang berbasis di AS.