Find Us On Social Media :

Trump Hentikan Pendanaan, Bill Gates Berikan WHO Rp2 Triliun

By Adam Rizal, Minggu, 19 April 2020 | 15:00 WIB

Bill Gates

Yayasan filantropis milik pendiri Microsoft, Bill Gates, yakni The Gates Foundation, menambah kucuran dana kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pihak organisasi Gates dan istrinya, Melinda Gates, ini mengumumkan kontribusi dana tambahan itu sebesar USD 150 juta atau sekitar Rp 2,3 Triliun, pada Rabu lalu.

Sumbangan dana ini menyusul keputusan Presiden AS, Donald Trump, yang tegas menghentikan dana ke WHO. "Ini adalah situasi yang unik," kata Mark Suzman, CEO dari Bill & Melinda Gates Foundation, dikutip dari Politico.

"Kami berada dalam posisi unik untuk membantu," sambungnya.

Dia menambahkan sejak awal organisasi nirlaba ini dibentuk pada 2000 silam, dia dan orang organisasi lainnya sudah siap menghadapi situasi macam ini.

"Rasanya investasi yang kami buat, keahlian kami sudah dibangun, dan pengalaman yang kami peroleh selama dua dekade terakhir telah mempersiapkan kami untuk momen ini," jelas Suzman.

Yayasan ini sebelumnya menjanjikan USD 100 juta atau sekitar Rp 1,5 Triliun pada Februari. Dengan tambahan dana baru, kini total kucuran dana ke WHO adalah USD 250 atau Rp 3,8 Triliun.

Dana ini bertujuan untuk mendukung pengembangan diagnostik, terapi, vaksin, membantu memperkuat sistem kesehatan Afrika dan Asia Selatan, serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi dari pandemi.

Peningkatan dana ini dilakukan badan amal Gates setelah mengutuk aksi Trump memangkas dana ke WHO. Diketahui Presiden AS ini membekukan dana ke organisasi kesehatan PBB tersebut selama 60 hari.

Langkah ini disambut kecaman dari berbagai lini pemerintahan negara di dunia. Komunitas medis juga turut mengutuk keputusan Trump ini.

"Menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia selama krisis kesehatan dunia sama berbahayanya dengan kedengarannya," tulis Gates di Twitter, Rabu pagi waktu setempat.

"Pekerjaan mereka memperlambat penyebaran Covid-19 dan jika pekerjaan itu dihentikan tidak ada organisasi lain yang bisa menggantikannya," ujarnya.