Mereka menggunakan situs streaming palsu, atau situs yang menawarkan promosi hiburan untuk menarik pengguna.
3. Malware
Peta COVID-19 interaktif digunakan untuk menyebarkan malware yang mencuri informasi, seperti diungkapkan oleh Brian Krebs.
Peta yang dibuat oleh Universitas Johns Hopkins, adalah dasbor interaktif yang menunjukkan infeksi dan kematian.
Beberapa anggota forum bawah tanah Rusia mengambil keuntungan dari ini dan menjual kit infeksi COVID-19 digital yang menyebarkan malware berbasis Java. Para korban terpikat untuk membuka peta dan bahkan membagikannya.
4. BEC (Business Email Compromise)
Serangan BEC yang menyebutkan COVID-19 dilaporkan oleh Agari Cyber Intelligence Division (ACID). Ancaman pertama oleh para pelaku menargetkan piutang usaha untuk meneruskan laporan keuangan yang sudah lama (laporan piutang usaha).
Kemudian, menyamar sebagai perusahaan yang sah, mereka menggunakan informasi pelanggan dalam laporan tersebut untuk mengirim email dalam menginformasikan pelanggan tentang perubahan bank dan metode pembayaran karena situasi COVID-19.
5. Ransomware
Varian ransomware baru bernama Coronavirus disebarkan melalui situs Wise Cleaner palsu, sebuah situs web yang konon mempromosikan optimasi sistem, seperti dilansir MalwareHunterTeam.
Para korban tanpa sadar mengunduh file WSGSetup.exe dari situs palsu. Kampanye ini mengikuti tren serangan ransomware terbaru yang melampaui enkripsi data dan juga mencuri informasi.
6. Mobile Threat