Microsoft baru saja merilis laporan keuangan Q3 2020. Laporan keuangan terbaru menyebut, pendapatan Microsoft di Q3 2020 mencapai US$35 miliar, dengan keuntungan sebesar US$10,8 miliar.
Angka-angka ini naik dibanding data Q3 2019, ketika Microsoft mencatat pendapatan US$30,6 miliar dan keuntungan US$8,8 miliar.
Yang menarik adalah kenaikan pendapatan tersebut diperoleh di tengah pandemi Covid-19 yang memukul hampir semua sektor industri. “Dampak Covid-19 terbilang kecil bagi total pendapatan Microsoft,” ungkap Microsoft dalam pernyataan tertulisnya.
Berbeda dengan Google dan Facebook yang mengandalkan bisnisnya dari iklan, bisnis utama Microsoft berpusat pada cloud computing dan software; dua produk yang kebutuhannya justru meningkat di era seperti saat ini.
“Kita melihat dampak transformasi digital yang terjadi dalam dua tahun di dua bulan terakhir ini,” ungkap CEO Microsoft, Satya Nadella. “Dari remote teamwork dan learning, sales dan customer service, sampai critical cloud infrastructure dan security, Microsoft mendukung customer untuk beradaptasi dan bersaing di era remote of everything,” tambah Satya.
Motor Pertumbuhan Microsoft
Layanan cloud computing masih menjadi menjadi motor utama pertumbuhan Microsoft saat ini. Microsoft menyebut, penggunaan solusi cloud Microsoft 365 seperti Teams, Azure, Virtual Desktop, dan Power Platform mengalami peningkatan signifikan di era WFH seperti saat ini.
Pertumbuhan bisnis cloud Microsoft mencapai 59% di Q3, sedikit menurun dibanding pertumbuhan kuartal sebelumnya (62%). Namun angka ini relatif sama dengan kuartal-kuartal lainnya, yang menunjukkan kestabilan pendapatan Microsoft dari layanan seputar cloud.
Bintang pertumbuhan bisnis Microsoft adalah Office, yang mencatat pertumbuhan baik di sisi consumer maupun enterprise. Pada Q3 2020 ini, tercatat 40 juta pengguna consumer dan 258 juta pengguna dari segmen enterprise. Microsoft Teams, aplikasi kolaborasi mirip Slack, juga mencatat kenaikan signifikan dengan pengguna aktif per hari mencapai 75 juta pengguna.
Akan tetapi, tidak semua aspek bisnis Microsoft menunjukkan masa depan cerah. Salah satu bisnis yang akan mengalami masa sulit adalah Windows. Sebenarnya, bisnis Windows mendapat suntikan akselerasi dengan dihentikannya dukungan akan Windows 7. Namun rencana upgrade ke Windows 10 dari banyak perusahaan kemungkinan terhenti di tengah ketidakpastian akibat pandemi ini. Nasib Windows juga tidak terbantu penjualan PC, yang dalam beberapa waktu ke depan diprediksi tetap lesu.
Namun secara keseluruhan, laporan keuangan terbaru ini menunjukkan posisi Microsoft yang kian kokoh. Pujian layak dilayangkan ke Satya Nadella yang berhasil memimpin Microsoft mengarungi masa depan yang menjanjikan.