Ketika ingin membeli kebutuhan pokok sehari-hari, sering kali masyarakat membandingkan harga produk yang ingin dibeli dari satu toko ke toko lainnya.
Kegiatan seperti ini sering kali dilakukan masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, lantaran dapat membantu menghemat atau mengelola biaya belanja mereka.
Nah, untuk semakin memudahkan masyarakat akan kegiatan tersebut, saat ini sudah ada aplikasi yang bernama Shooper.
Shooper merupakan aplikasi yang dapat membantu penggunanya membandingkan dan mencari harga termurah untuk berbagai produk dari sejumlah supermarket, minimarket, dan toko offline di Indonesia.
Turut dikembangkan di MIT Sloan School of Management, aplikasi Shooper beroperasi dengan memanfaatkan metode crowdsource.
Singkatnya, aplikasi tersebut mengumpulkan struk belanja yang diunggah oleh pengguna, lalu data-data pada seluruh struk belanja diolah dan disajikan kembali kepada para pengguna agar semua dapat mencari harga yang termurah.
Oka Simanjuntak selaku CEO & Founder Shooper, mengatakan, “Masyarakat Indonesia sebagai salah satu komunitas pengguna media sosial yang terbesar di dunia membuktikan bahwa interaksi dan saling berbagi informasi sangat penting. Melalui platform Shooper ini, kini masyarakat Indonesia bisa saling berbagi informasi yang bermanfaat dan dapat saling membantu agar semua bisa mendapatkan harga termurah untuk kebutuhan sehari-hari.”
Lebih lanjut, Oka menjelaskan bahwa aplikasi yang kini masih tersedia untuk platform Android ini menggunakan teknologi Human Augmentation.
Ini merupakan teknologi yang menggabungkan Artificial Intelligence dengan Human Interaction.
Perpaduan teknologi tersebut membuat aplikasi ini dapat membaca dan mengolah data harga produk dari setiap struk belanja yang diunggah oleh pengguna.
“Data-data ini dikelola dengan akurat dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh para pengguna untuk mencari harga termurah, melakukan perbandingan harga, dan menghemat belanja rumah tangga. Tentunya informasi harga dapat dipertanggungjawabkan karena ada buktinya yaitu struk belanja,” terang Oka.
Berdasarkan data Nielsen (2009), 95% masyarakat Indonesia masih berbelanja secara offline meskipun fenomena belanja online cukup berkembang di Indonesia dewasa ini. Kegiatan berbelanja offline tersebut dilakukan terutama yang menyangkut barang kebutuhan sehari-hari.
“Manakala sudah banyak aplikasi untuk belanja online, baru Shooper yang hadir melayani 95% yang belanja offline,” cetus Oka.