Find Us On Social Media :

Gartner: AI Bisa Meningkatkan Lima Area Ini dalam Mengambil Keputusan

By Cakrawala, Selasa, 5 Mei 2020 | 23:00 WIB

Ilustrasi AI yang bisa membantu pemerintah dan organisasi kesehatan dalam mengambil keputusan di masa COVID-19 seperti yang diyakini Gartner.

Saat ini wabah COVID-19 masih melanda berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Banyak pihak yang mengemukakan bahwa teknologi bisa membantu dalam menghadapi wabah COVID-19 itu. Begitu pula dengan Gartner yang meyakini bahwa AI (artificial intelligence) bisa membantu pada sejumlah area sehubungan pengambilan keputusan. Pasalnya, AI memungkinkan predikisi terhadap penyebaran SARS-CoV-2 yang merupakan virus corona baru penyebab COVID-19. Gartner pun menyarankan agar pemimpin yang bertanggung jawab terhadap strategi AI, seperti CIO dan CDO, di pemerintahan dan organisasi kesehatan memanfaatkan AI pada sejumlah area untuk meningkatkan pengambilan keputusan semasa wabah COVID-19 ini.

"Dalam perlawanan terhadap COVID-19, AI menawarkan suatu kumpulan senjata yang penting," sebut Erick Brethenoux (Research Vice President, Gartner). "Ia membolehkan aneka prediksi dibuat mengenai penyebaran dari sang virus, membantu mendiagnosis berbagai kasus secara lebih cepat dan akurat, mengukur keefektifan dari langkah penanggulangan untuk memperlambat penyebaran, dan mengoptimalkan sumber daya darurat, adalah beberapa contohnya. Kekuatan dari AI sebaiknya tidak diabaikan atau hanya sebagian dimanfaatkan, sepanjang ia diaplikasikan dengan cara-cara etis dan bertanggung jawab," imbuh Erick Brethenoux.

Terdapat lima area yang dipercaya Gartner sebagai area terpenting yang bisa ditingkatkan AI sehubungan pengambilan keputusan dalam melawan wabah COVID-19. Kelima area tersebut adalah seperti berikut.

1. Deteksi Awal dan Analisis Wabah

AI bisa digunakan untuk memahami dan memprediksikan bagaimana dan di mana suatu virus menyebar maupun yang sudah mulai berkurang penyebarannya. Gartner mencontohkan contact tracing otomatis yang memanfaatkan AI yang bisa membangun grafik interaksi sosial secara detail, sehingga bisa memperkirakan sumber virus dan siapa saja yang berinterakasi dengannya. Begitu pula dengan prediksi/ramalan akan wabah.

2. Pembendungan

Salah satu pendekatan sehubungan pembendungan atau containment adalah lockdown. Namun, pendekatan seperti lockdown umumnya memiliki dampak sosial dan ekonomi yang besar. Usaha pembendungan lainnya seperti menjaga jarak maupun PSBB (pembatasan sosial berskala besar) juga kadang dilanggar masyarakat sehingga bisa mengurangi keefektifannya. AI bisa digunakan terhadap opsi pembendungan untuk mendapatkan hasil yang optimal, seperti menganalisis perilaku dari masyarakat, termasuk kapan dan di mana terdapat kemungkinan ada sejumlah anggota masyarakat yang akan melanggar suatu kebijakan.

3. Triage dan Diagnosis

Triage alias penentuan prioritas perawatan pasien berdasarkan keparahan kondisinya tentu diperlukan bila terdapat banyak pasien seperti saat wabah COVID-19 saat ini. Triage dengan AI yang dilakukan sendiri pun membantu dalam menilai perlu tidaknya orang bersangkutan pergi ke rumah sakit. Hal tersebut tentu bisa mengurangi beban tenaga medis maupun bisa mempercepat orang yang membutuhkan perawatan untuk mencari bantuan. AI juga bisa membantu meningkatkan akurasi maupun kecepatan diagnosis tertentu seperti yang InfoKomputer sampaikan di sini.

4. Operasi Layanan Kesehatan

Di masa wabah seperti sekarang, sumber daya layanan kesehatan secara relatif menjadi lebih terbatas. AI bisa membantu menyederhanakan operasi layanan kesehatan dan mengoptimalkan sumber daya layanan kesehatan tersebut. AI bisa digunakan untuk memprediksi jumlah pasien dan prognosisnya masing-masing, sehingga rumah sakit bisa mempersiapkan alokasi tenaga medis dan sumber daya lain sebaik mungkin, sesuai dengan yang tersedia di rumah sakit tersebut.

5. Riset dan Pengembangan Vaksin

AI pada graph data dan NLP (natural-language processing) bisa membantu para peneliti untuk memeriksa banyak dokumen yang relevan dengan kecepatan tinggi. Tujuannya tentu untuk menemukan relasi antara data secara lebih cepat sehingga bisa mempersingkat waktu riset dan pengembangan vaksin.