Sebagai bagian dari realisasi terhadap komitmennya untuk membantu dunia dalam melawan wabah COVID-19 yang disebabkan virus corona baru bernama SARS-CoV-2, Huawei telah menyediakan solusi AI-Assisted Analysis untuk RSPP (Rumah Sakit Pusat Pertamina) di Jakarta. Solusi TIK berbasis AI (artificial intelligence) dari Huawei itu diklaim bisa mempercepat dan memberikan akurasi yang lebih baik dalam melakukan diagnosis terhadap pasien COVID-19. Alhasil tindakan medis yang sesuai bisa lebih cepat dilakukan sehingga bisa mengurangi tingkat mortalitas alias kematian. Meski baru disampaikan hari ini, penerapan solusi AI-Assisted Analysis di RSPP Jakarta sendiri sudah dilakukan sejak 2 April 2020.
“Saat ini, salah satu upaya strategis yang harus dilakukan untuk mengurangi tingkat mortalitas akibat penyebaran COVID-19 di Indonesia adalah dengan meningkatkan kecepatan pendeteksian dan penemuan pasien-pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan tingkat akurasi tinggi. Semakin cepat kita bisa melakukannya, maka semakin cepat pula kita bisa melakukan upaya medis yang mampu mengonversi jumlah pasien positif COVID-19 menjadi negatif,” ujar Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp. BTKV (K), MPH (Direktur Utama, Pertamina Bina Medika IHC – pengelola RSPP) sambil menyebutkan tingkat mortalitas yang disebabkan COVID-19 di Indonesia masih tinggi, yakni sekitar 9% sampai 10%.
“Solusi ini efektif meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam melakukan pendeteksian serta diagnosis terhadap pasien-pasien terdampak COVID-19. Berdasarkan pengalaman kami, teknologi AI dari Huawei untuk dunia kesehatan adalah selangkah lebih maju. Teknologi ini secara nyata membantu tim medis sebagai garda terdepan dapat menjalankan tugasnya secara efektif dalam memerangi COVID-19,” jelas Ahmad Hariri, ST, CDT, MM (Pws, Radiologi, RSPP).
Dengan solusi AI-Assisted Analysis dari Huawei, pihak Radiologi RSPP bisa dengan cepat mengetahui kondisi paru-paru pasien, termasuk munculnya area pelukaan pada organ tersebut yang menjadi beberapa penanda adanya gejala akibat infeksi COVID-19. Semuanya itu bahkan sebelum dilakukannya konfirmasi oleh dokter spesialis radiologi.
“Kontribusi ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial korporasi kami untuk dunia, termasuk Indonesia. Kami berharap, dengan menyinergikan kemampuan teknologi terdepan dari Huawei dengan kepakaran-kepakaran di bidang lain, seperti dunia kesehatan dan juga bidang-bidang lainnya, dunia akan segera berhasil menuntaskan persoalan COVID-19. Mari bahu-membahu dan bersatu untuk mengalahkan pandemi ini," sebut Ken Qijian (Vice President, Public Affairs and Communications, Huawei Indonesia).
Kecepatan tersebut disebabkan mampunya solusi AI-Assisted Analysis Huawei mendeteksi gambaran pneumonia sejak tahap awal dalam waktu cepat. Selain itu, indikator yang diberikan juga mudah dipahami; Ketika mendapatkan gambaran normal maka akan muncul ikon warna hijau, sedangkan ketika didapatkan gambaran infiltrat (ciri khas pneumonia), ikon warna merah akan muncul. Adapun waktu yang diperlukan untuk mendapatkan indikasi apakah suatu pasien terinfeksi COVID-19 atau tidak menggunakan solusi dari Huawei bersangkutan hanya sekitar 30 detik.
Tak hanya itu, ketika ditemukan gambaran akibat infeksi virus, solusi tersebut pun akan memberitahu volume dan segmen-segmen wilayah paru-parunya. Hal bersangkutan akan memberikan referensi tambahan bagi radiolog dalam melakukan keahliannya. Dari 50 data pasien yang diperiksa, dibandingkan dengan radiolog dengan keahlianya, tingkat akurasi solusi Huawei yang diberikan tanpa biaya itu mencapai 93%.
KOMENTAR