Find Us On Social Media :

Tips Membangun Visi Produk yang Solid, Hasilkan Produk Bernilai Tambah

By Liana Threestayanti, Rabu, 17 Juni 2020 | 08:00 WIB

Ilustrasi visi produk, pengembangan produk.

Kelengkapan sebuah produk tetap perlu dijadikan bahan pertimbangan, tapi lengkap bukan berarti tidak perlu atau bahkan tidak boleh diubah sama sekali. Dengan begitu, visi produk yang tersusun nantinya tidak terlalu longgar, tidak terlalu kaku, memiliki justifikasi yang kuat, memiliki skala prioritas yang jelas, dan mampu menunjukkan arah pengembangan produk yang jelas.

Metode Design Sprint

User Research (Riset Pengguna) adalah cara yang umum dilakukan untuk memperoleh visi produk yang tepat, tapi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan umumnya sangat besar [2]. 

Metode yang lebih efektif, efisien, dan mendapatkan hasil yang sama adalah Design Sprint. Design Sprint dapat digunakan untuk membuat rancangan sebuah produk dalam waktu yang relatif singkat. Akan tetapi, rancangan yang dimaksud bukan sekadar sketsa atau replika sebuah produk yang dibuat oleh tim perancangan produk. 

Dalam Design Sprint, perancangan diikuti dengan pembuatan prototipe yang dapat diuji oleh target pengguna. Dalam penerapannya, target pengguna pun dilibatkan dari awal proses, bukan hanya pada saat uji coba prototipe. Tujuan utama dari penerapan Design Sprint adalah memperpendek siklus perolehan umpan balik dari target pengguna tanpa harus mengeluarkan waktu, tenaga, dan biaya yang tinggi untuk membuat produk [3].

Dengan menjalankan Design Sprint, konfirmasi atau bahkan afirmasi ide-ide dapat diwujudkan. Risiko sebuah ide tumbuh menjadi sebuah produk atau bagian dari sebuah produk yang tidak akan digunakan oleh target pengguna dapat diminimalkan. Prioritas dalam pengembangan produk pun akan terbentuk secara otomatis karena nilai tambah dari setiap pekerjaan yang perlu dilakukan menjadi lebih jelas. 

Pada akhirnya, visi produk yang berhasil disusun adalah visi produk yang solid dan dapat mengarahkan pengembangan produk untuk menghasilkan produk layak pakai dengan nilai tambah yang optimal.

Referensi

[1] 

IAPM, IAPM Agile Project Management Guide 2.0, Liechtenstein: International Association of Project Managers, 2016. 

[2] 

J. Courtney, “User Research is Overrated,” 18 Februari 2017. [Online]. Available: https://medium.muz.li/user-research-is-overrated-6b0fe101d41. [Diakses 4 Juni 2020].

[3] 

GV, “The Design Sprint,” [Online]. Available: https://www.gv.com/sprint/. [Diakses 28 Mei 2020].