Penulis: Gibu Mathew, GM and VP, APAC, Zoho Corp
Rantai suplai pabrik global saat ini dipersiapkan untuk menghemat biaya dengan memindahkan proses pabrikasi ke lokasi yang paling efisien dan meminimalkan inventaris pada perakitan final atau pada titik distribusi.
Sama halnya di mana proses pabrikasi menjadi sangat kompleks, proses digitalisasi mendukung organisasi untuk mengembangkan linier rantai suplai tradisional menjadi Digital Supply Network (DSN) interkoneksi yang responsif, adaptif, dan dikendalikan oleh aliran data melalui ekosistem.
Level kompleksitas ini menuntut organisasi untuk lebih lincah, menganalisa data yang terkumpul pada beberapa titik di seluruh rantai suplai untuk menciptakan model yang lebih akurat yang akan memprediksi lebih baik dan merespon permintaan. Tanpa visibilitas level seperti ini pada suplai dan produksi, organisasi akan kesulitan memenuhi permintaan akan produk dan jasa yang lebih individual.
Agar dapat memenuhi permintaan dengan sukses, produsen harus memikirkan untuk menggunakan solusi manajemen inventaris yang menjadi tempat penyimpanan sentral untuk semua pertukaran data antara kantor pusat dan semua unit pabrik.
Ketika semua data yang dibutuhkan bisnis untuk mengatur rantai suplai sudah terpusatkan, setiap departemen dapat mengakses sumber informasi yang sama. Ketika semua pihak mempercayai keakuratan data, kolaborasi lama kelamaan menjadi sebuah kebiasaan dan organisasi dapat membuat keputusan dengan percaya diri segera secara real time.
Pemantauan aset global dan pasar solusi manajemen inventaris diprediksi meningkat hampir 13% antara tahun 2018 dan 2026, sebagian besar dikendalikan oleh industri-industri yang ada di pasar Asia-Pasifik.
Tugas sistem-automasi seperti ini terlalu kompleks untuk dikendalikan secara manual, dan menyediakan fasilitas pelacakan untuk mengurangi risiko kelebihan atau kekurangan pasokan, tidak memenuhi ekspektasi konsumen, dan kerugian karena pencurian dan produk cacat. Sistem-sistem ini juga memperoleh wawasan dari data yang terkumpul dan membantu mengurangi biaya, memperbaiki efisiensi dan mengantisipasi tren pasar.
Solusi manajemen inventaris harus memiliki modul untuk area seperti bundling produk, RFID dan pemindaian barcode, manajemen multi-penyimpanan, pengemasan dan pengiriman serta pelacakan.
Setiap modul mengumpulkan data yang harus dibagikan dan diintegrasikan pada nilai. Informasi penting yang bisa didapatkan secara real-time akan membantu beberapa masalah manajemen inventaris, seperti:
- Prediksi permintaan: Akses pada data Point of Sale (POS) melalui sistem dokumentasi bersama dapat mendeteksi potensi masalah out-of-stock sebelum hal itu terjadi.
- Pembagian pemesanan: Beberapa tahap yang berbeda di antara rantai suplai dapat berkontribusi pada berkurangnya secara signifikan pemesanan/order untuk mengurangi biaya. Sistem dokumentasi yang terpusat, dimana setiap anggota rantai suplai dapat memperbarui kuantitas pemesanan secara berkala dan memberitahukan anggota lain, akan memecahkan masalah ini.
- Waktu pemesanan: Waktu pemesanan yang lebih lama artinya penjual retail dan grosir melakukan pemesanan jumlah yang lebih besar dari yang diminta untuk menjadi pasokan aman sementara menunggu pesanan tiba. Sistem yang mulus untuk pertukaran informasi antara semua departemen dapat mengurangi waktu pemesanan secara drastis.
Mengapa hal ini penting?
Sistem yang tepat untuk pertukaran informasi tepat waktu mendukung organisasi untuk melakukan update secara real-time, sehingga rasa percaya dan transparansi dengan konsumen dapat dibangun. Sistem ini juga membantu organisasi untuk memantau dan melacak penyedia, memperbaiki hubungan keseluruhan dengan kelompok pemangku kepentingan.