Find Us On Social Media :

Teknologi Data Center Pintar untuk Ekosistem Digital yang Andal dan Berkelanjutan

By Rafki Fachrizal, Senin, 29 Juni 2020 | 14:15 WIB

Ilustrasi Data Center

Penelitian International Data Corporation (IDC) memperkirakan bahwa akan ada sekitar 40 miliar perangkat IoT (internet of things) yang terkoneksi, menghasilkan sekitar 80 zettabytes (ZB) data pada tahun 2025 akibat dari digitalisasi industri.

Sedangkan penelitian Gartner memperkirakan 75 persen data yang dihasilkan perusahaan dibuat dan diproses di luar pusat data tradisional dan jumlah pemanfaatan micro data center atau local edge data center akan meningkat 4 kali lipat pada 2025.

Business Vice President Secure Power Division Schneider Electric Indonesia, Yana Achmad Haikal, mengatakan “Tren ini akan berdampak terhadap peningkatan konsumsi energi di sektor data center yang diperkirakan dapat mencapai 3000 terawatt/jam, hampir sama dengan konsumsi energi dari 275 juta rumah tangga pada tahun 2040. Strategi pengelolaan data center yang tidak efektif akan menyebabkan biaya operasional dan perawatan dapat melambung tinggi.”

“Untuk menjawab tantangan ini, industri data center perlu fokus mendesain edge data center yang efisien, andal dan ramah lingkungan dengan pemanfaatan teknologi data center pintar yang mengintegrasikan kecanggihan teknologi IoT, mobility, sensing, cloud, analitik, dan teknologi keamanan siber," tambahnya.

Baca Juga: Jangan Tertipu, Begini Cara Ketahui Smartphone Ilegal

Menanggapi tren global ini, Ketua IDPro (Indonesia Data Center Provider Organization) Hendra Suryakusuma, mengajak anggotanya untuk segera beradaptasi dan melakukan transformasi digital untuk menciptakan ekosistem data center yang tangguh dan berkelanjutan (sustainable) agar dapat tetap kompetitif.

“Pelaku industri data center nasional harus segera mengadopsi teknologi data center pintar, mengintegrasikan seluruh aspek penting di data center agar dapat memberikan analisa komprehensif untuk pengelolaan yang efektif dan efisien. Transformasi ini juga perlu didukung dengan pembangunan dan pemerataan kompetensi professional TI baik di daerah maupun pusat.” Ucap Hendra.

Terkait dengan data center pintar, saat ini Schneider Electric telah menyediakan solusi bagi industri yang bernama EcoStruxure for Data Centers.

Solusi ini mampu mengintegrasikan manajemen listrik, gedung dan TI sehingga klien dapat memperoleh pemahaman menyeluruh terhadap performa data centernya dan membantu pengambilan keputusan yang tepat berbasis data real-time.

“Didukung oleh staf dan mitra terbaik, solusi ini telah banyak membantu transformasi digital dari klien data center dan terbukti dapat meningkatkan efisiensi konsumsi energi hingga 38 persen, efisiensi biaya energi hingga 30 persen, peningkatan produktivitas hingga 60 persen dan data center uptime hingga 100 persen,” terang Yana.

Baca Juga: Akibat Boikot Pemasang Iklan, Mark Zuckerberg pun “Menyerah”