Find Us On Social Media :

Daftar Masalah yang Bikin Startup Gagal Berkembang di Indonesia

By Adam Rizal, Rabu, 8 Juli 2020 | 16:30 WIB

Ilustrasi Startup

Berkaca dari pengalamannya mendirikan biro perjalanan daring hampir satu dekade lalu, Gaery mengungkapkan ia ingin memberi kemudahan kepada konsumen di industri pariwisata dan transportasi Indonesia.

Dia ingin membuat proses bepergian dari satu tempat ke tempat lain, meski menggunakan moda transportasi berbeda, jadi lebih mudah dan mulus.

Tak seperti sekarang, informasi transportasi untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain bertahun-tahun lalu lebih sulit dicari.

"Tahun 2013, kami lumayan bangga bisa ikut serta dalam membantu sistem tiket online kereta api," katanya.

Kunci lain agar startup bisa bertahan lama adalah kemampuan beradaptasi. Tantangan yang ia hadapi satu dekade lalu berbeda dengan sekarang.

"Kita berusaha selesaikan masalah yang selalu baru dan selalu berevolusi," ujar dia.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meresmikan program Baparekraf (Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) for Startup atau BEKUP.

Tahun ini, BEKUP menyoroti kebutuhan untuk membangkitkan lagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi COVID-19.

BEKUP 2020 didukung oleh jejaring coworking di Indonesia.

Presiden Coworking Indonesia, Faye Alund, menuturkan startup yang mengikuti program BEKUP 2020 akan diajari cara menjawab permasalahan di tengah masyarakat sehingga dapat langsung menerapkan solusi ketika program itu rampung.

Program ini akan dilaksanakan dalam 5 batch ​di 5 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Bali, Medan, dan Makassar.

Lebih dari 500 startup ditargetkan untuk berpartisipasi dalam program BEKUP 2020.

Setelah melalui proses seleksi, startup ini akan dibina untuk kemudian dipilih menjadi 40 terbaik yang akan masuk ke tahap inkubasi dengan mentor-mentor ternama di industri startup digital Indonesia.