Menurut IBM beberapa tahun lalu, jumlah data yang dihasilkan setiap harinya di dunia adalah sebanyak 2,5 quintillion byte atau 2.500.000 terabyte. Banyaknya data yang dihasilkan dan keinginan mendapatkan insight dari data tersebut menunjukkan bahwa dunia menjadi dan akan makin menjadi datasentris; tidak terdapat tanda-tanda melambat. Alhasil Intel pun bertransformasi dari yang PC-sentris menjadi datasentris. Intel pun telah memperluas portofolio tawarannya sejalan dengan hal itu. Dengan berbagai tawarannya, Intel meyakini masyarakat dunia bisa mendapatkan insight dari data yang besar tersebut; insight yang saat ini belum banyak diperoleh karena masih sedikit data yang diproses. Hal itu ditekankan Intel saat berbincang-bincang dengan InfoKomputer dan sejumlah media lain belum lama ini.
“Tujuan kami yang sebenarnya, ambisi kami yang sesungguhnya adalah bagaimana kami berangkat menciptakan teknologi yang mengubah dunia yang bisa benar-benar memperkaya setiap orang di planet ini,” ujar Santhosh Viswanathan (Managing Director - Asia Pacific and Japan Territory, Sales & Marketing Group, Intel Corporation). “Alasan utama untuk tujuan itu, khususnya pada lingkungan hari ini, benar, jadi meksipun dengan COVID, Anda seharusnya telah melihat kebutuhan akan data adalah, Anda tahu, ada di sekeliling kita. Terdapat begitu banyak data yang dihasilkan, dan terdapat begitu banyak data yang belum dimanfaatkan bukan? Dan oleh karena itu, terdapat potensi yang fenomenal akan data yang belum dimanfaatkan di sekeliling kita,” tambah Santhosh Viswanathan.
Salah satu yang dipercaya Intel bisa membantu mendapatkan insight bersangkutan adalah AI (artificial intelligence). Itulah sebabnya Intel sejak beberapa lama menjadikan AI sebagai salah satu fokusnya. Misalnya pada lini prosesor Xeon Scalable terbarunya dengan codename Copper Lake, Intel menambahkan dukungan bfloat16 (Brain Floating Point Format) seperti yang InfoKomputer sampaikan di sini. Intel sendiri memang sejak lama merupakan penyedia perangkat keras seperti prosesor untuk berbagai penyedia layanan cloud di dunia, bukan hanya data center on-premises. Begitu pula pada lini prosesor untuk PC-nya seperti Intel Core Generasi ke-10 dengan codename Intel Ice Lake yang telah dilengkapi Intel DL (Deep Learning) Boost seperti yang InfoKomputer sebutkan di sini.
Fokus Intel akan AI ini pun setidaknya sudah mulai dimanfaatkan untuk membantu melawan wabah COVID-19 di tanah air. Salah satunya adalah solusi yang dikembangkan oleh Alfabeta Solusi Nusantara. Perusahaan tersebut mengembangkan solusi untuk membaca hasil rontgen paru-paru dari orang-orang yang diduga mengidap COVID-19 memanfaatkan AI dari Intel. Dengan solusi itu, hasil rontgen bisa dibaca dan diberikan rekomendasi. Hasil analisis bersangkutan tentunya tetap diberikan kepada ahli radiologi atau dokter yang menjadi penanggung jawab untuk divalidasi. Keputusan akhir tetap pada ahli radiologi atau dokter yang menjadi penanggung jawab itu.
Dibandingkan cara konvensional, Alfabeta Solusi Nusantara mengklaim solusi yang dikembangkannya bisa meningkatkan kecepatan dan akurasi dari diagnosis hasil rontgen paru-paru dari orang-orang yang diduga terjangkiti COVID-19, serta mengurangi sumber daya manusia yang diperlukan. Saat ini, Alfabeta Solusi Nusantara sedang melakukan proof of concept akan solusi yang memanfaatkan AI dari Intel yang dimaksud, di salah satu rumah sakit di Indonesia.