Find Us On Social Media :

Pendapatan Iklan Berkurang, Twitter Bakal Tawarkan Langganan Berbayar

By Adam Rizal, Senin, 27 Juli 2020 | 09:30 WIB

Jack Dorsey (Pendiri dan CEO Twitter)

CEO Twitter Jack Dorsey melempar wacana untuk menawarkan layanan subscription atau berlangganan untuk platform microblogging besutannya.

Rencana itu dikemukakan setelah Twitter mengalami penurunan drastis pada bisnis iklan. Twitter, sebagaimana Facebook, bersandar pada bisnis iklan agar tetap bisa memberikan layanan "gratis" bagi para penggunanya.

"Anda akan melihat beberapa uji coba dari beberapa pendekatan tahun ini," kata Dorsey kepada analis dan investor saat membahas hasil pendapatan Twitter pada kuartal kedua.

Dorsey mengakui rencana layanan berlangganan memiliki sejumlah hambatan. Rencana ini pun masih sangat mentah dan butuh eksplorasi lebih dalam. Dorsey mengatakan Twitter akan mencari diversifikasi sumber pendapatan dari rencana ini.

Isu Twitter bakal berbayar sudah mulai ramai sekitar sebulan terakhir. Kabar itu menyeruak saat Twitter ketahuan mengunggah lowongan pekerjaan untuk senior software engineer di New York dengan kode nama "Gryphon".

Dalam deskripsi lowongan, disebutkan bahwa Twitter mencari "tim baru" yang fokus pada pengembangan platform berlangganan.

Saat kabar itu muncul, saham Twitter meroket, menandakan investor tertarik dengan rencana tersebut.

"Kami ingin memastikan setiap lini pendapatan baru saling melengkapi dengan bisnis iklan kami," kata Dorsey, dirangkum CNN.

Rencana ini muncul ketika banyak pengiklan menarik iklannya karena pandemi Covid-19. Dalam laporan pendapatan, Twitter mengumumkan pendapatan dari bisnis iklan sebesar 562 juta dollar AS (Rp 8,2 triliun), turun 23 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Twitter juga menjadi salah satu perusahaah media sosial yang terdampak atas pemboikotan sosial media terkait isu rasisme di Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Namun, petinggi Twitter enggan mengatakan seberapa besar dampaknya bagi pendapatan perusahaan.

Pengumuman laporan keuangan ini dilakukan Twitter di tengah keramaian kasus peretasan yang dialami beberapa akun Twitter orang ternama pertengahan Juli lalu.

Dalam peretasan tersebut, akun Twitter milik Jeff Bezos, Barack Obama, Bill Gates, Elon Musk, serta banyak tokoh terkenal lainnya dibajak oleh pelaku dan dipakai untuk mengunggah tweet berisi penipuan bitcoin.

Twitter melakukan investigasi dan mengatakan ada sekitar 130 akun yang menjadi target peretasan. Atas kejadian ini, Dorsey pun meminta maaf.

"Kami merasa sangat buruk dengan insiden keamanan yang terjadi," ujar Dorsey.

Dorsey mengatakan saat ini Twitter sedang bekerja sama dengan penegak hukum dan firma eksternal untuk menginvestigasi masalah ini. Sang CEO berjanji akan meningkatkan sistem keamanan Twitter.