Perencana negara China bakal memotong biaya broadband untuk perusahaan dengan rata-rata 15%, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Langkah itu adalah salah satu dari banyak kebijakan yang sudah diumumkan untuk mengurangi biaya bagi perusahaan yang tengah berusaha pulih dari dampak pandemi global virus corona (Covid-19).
Pertumbuhan ekonomi di China sendiri sudah mulai tumbuh kembali. Biro statistik mengatakan bahwa laba di perusahaan industri China naik 11,5% YoY menjadi 666,55 miliar yuan (Rp 1.388 triliun, asumsi Rp 2.083/yuan).
Kenaikan ini menandai pertumbuhan laba tercepat sejak Maret 2019 lalu. Di sisi lain, Mei menandai pertumbuhan bulanan pertama sektor ini dalam pendapatan sejak November 2019, sebelum timbulnya pandemi Covid-19.
Sementara untuk Januari-Juni, laba perusahaan-perusahaan industri turun 12,8% YoY menjadi 2,51 triliun yuan tetapi berkurang 19,3% dalam lima bulan pertama.
Setelah rekor penurunan di awal tahun, ekonomi China rebound lebih dari yang diharapkan pada kuartal kedua karena adanya langkah penekanan penyebaran virus dan kebijakan meningkatkan stimulus.
Namun para analis memperingatkan bahwa rebound sangat bergantung pada investasi yang dipimpin oleh negara, sementara permintaan domestik dan global masih lemah.
Pejabat di biro statistik Zhu Hong, mengatakan dalam pernyataan yang dipublikasikan tersebut bahwa baja, minyak dan gas, penyulingan minyak, dan logam non-ferrous mengalami peningkatan laba yang signifikan pada Juni, bersamaan dengan berkurangnya biaya produksi dan permintaan yang meningkat.
Tapi Zhu memperingatkan tentang prospek karena permintaan pasar masih lemah di tengah dampak pandemi Covid-19 dan situasi perdagangan internasional yang "rumit dan parah" sehingga ketidakpastian tetap ada atas keberlanjutan pertumbuhan laba.
Termasuk persediaan yang meningkat dan permintaan yang lesu juga dapat membebani margin laba.
Penghasilan di perusahaan industri milik negara China turun 28,5% YoY selama enam bulan pertama, setelah merosot 39,3% pada Januari-Mei, menurut data biro statistik.
Sedangkan kewajiban di perusahaan industri naik 6,4% secara tahunan pada akhir Juni, dibandingkan pertumbuhan 6,6% pada akhir Mei.