Find Us On Social Media :

Perusahaan Perlu Berevolusi Demi Menjawab Permasalahan Keamanan Siber

By Rafki Fachrizal, Kamis, 30 Juli 2020 | 11:30 WIB

Ilustrasi Cybersecurity

Pakar keamanan siber Gildas Deograt mengatakan bahwa pentingnya revolusi yang harus dilakukan perusahaan/organisasi demi mengatasi hal terkait permasalahan keamanan siber di Indonesia.

“Dalam konteks masyarakat 5.0, sudah harusnya kita berevolusi. Revolusi harus ketemu revolusi, tidak bisa revolusi ketemu evolusi. Yang dilakukan nyaris semua pihak (perusahaan/organisasi) dalam konteks online authentification atau online transaction dari sudut pandang keamanan siber itu evolusi,” ujar Gildas dalam webinar InfoKomputer Leap Head dengan tema “Secure Your Data in Work from Home Era”.

Untuk diketahui, online authentification adalah proses dalam dunia online untuk menentukan apakah orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-betul orang yang dimaksud, biasanya berdasarkan username atau password.

Baca Juga: Begini Cara Perusahaan Antisipasi Serangan Siber Selama Pandemi

Seperti dijelaskan oleh Gildas sebelumnya, online authentification di banyak perusahaan Indonesia masih evolusi dan belum berrevolusi. “Jadi, ketika password nggak aman, ditambal dengan OTP (One-Time Password), ditambal dengan ini dengan itu,” cetus Gildas.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa 80% kasus fraud, data bocor dan sejenisnya yang terjadi saat ini disebabkan online authentification.

“Sakarang mengapa perusahaan memilih evolusi otentikasi dengan 2FA (Two-Factor Authentication) berbasis OTP? Karena 10 tahun lalu, saat password dianggap sudah tidak aman, perusahaan berpikir untuk melakukan inovasi. Jadi didoronglah fitur-fitur atau fungsi authentication. Ada Secure ID, SMS OTP dan lainnya,” jelas pria yang juga menjabat sebagai CEO XecureIT.

Melihat teknik keamanan siber yang masih banyak diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, Gildas pun mendorong agar para perusahaan menggunakan konsep digital certificate.

Dengan digital certificate, semua kegiatan online akan menjadi lebih aman, termasuk kegiatan seperti ketika karyawan mengakses data perusahaan secara remote working.

Baca Juga: Praktik-praktik Keamanan Siber Ketika Kembali Bekerja di Kantor