Find Us On Social Media :

Gojek Berikan Kontribusi Ekonomi Rp104 Triliun ke Indonesia Tahun Lalu

By Adam Rizal, Selasa, 4 Agustus 2020 | 16:00 WIB

Ilustrasi Gojek

Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menunjukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berhasil bertahan di tengah pandemi COVID-19 dengan digitalisasi.

Sejak Maret 2020, telah tercatat lebih dari 120 ribu UMKM tradisional berhasil menjadi usaha online dengan bergabung ke dalam ekosistem Gojek.

Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K Walandouw mengatakan keberadaan Gojek di sebuah kota juga menimbulkan efek domino di sektor lainnya.

Dalam riset yang bertajuk "Peran Ekosistem Gojek di Ekonomi Indonesia Sebelum dan Saat Pandemi COVID-19", kontribusi Gojek secara keseluruhan ke perekonomian nasional mencapai Rp 104,6 Triliun di tahun 2019.

Dengan metode perhitungan PDB, produksi yang terjadi di ekosistem Gojek selama tahun 2019 setara dengan 1% PDB Indonesia.

Jika dihitung dari selisih pendapatan mitra sebelum dan sesudah bergabung, Gojek berkontribusi langsung sebesar Rp 87,1 Triliun.

Sementara dampak multiplier (multiplier effect) Gojek mencapai Rp 17,5 Triliun pada sektor-sektor UMKM yang berada di luar ekosistem Gojek, dihitung dari selisih pendapatan UMKM sebelum dan setelah Gojek beroperasi di sebuah kota.

"Mayoritas (86%) UMKM di luar ekosistem Gojek seperti bengkel dan pedagang pasar mengalami peningkatan volume transaksi setelah ada Gojek di kotanya. Yang menarik adalah, lebih dari sepertiga UMKM (33%) mengaku bisa membuka cabang usaha baru setelah ada Gojek di kotanya. Ini artinya keberadaan platform digital di sebuah kota bisa membuat roda ekonomi bergerak semakin cepat," ujar Paksi dalam siaran resminya.

Paksi menambahkan, "Pada 2019, kontribusi mitra Gojek dari lima layanan (GoRide, GoCar, GoSend, GoFood dan GoPay) ke perekonomian Indonesia mencapai Rp 104,6 triliun, meningkat karena kenaikan kontribusi mitra, terutama GoFood, dan perluasan ekosistem. Angka ini naik dibandingkan kontribusi di 2017 dan 2018. Kontribusi ekonomi dihitung dari selisih pendapatan mitra sebelum dan sesudah bergabung ke dalam ekosistem Gojek."

Riset juga menemukan bagaimana Gojek terus memudahkan UMKM untuk bermigrasi dari offline ke online.

Sebanyak 40% UMKM yang disurvei baru bergabung di GoFood saat pandemi COVID-19 (sejak Maret 2020), yang mana 94% UMKM berskala mikro dan 43% adalah bisnis pemula.

Selain itu mitra menganggap solusi teknologi dan non teknologi dari Gojek membantu keberlangsungan usaha mereka.

Mitra UMKM GoFood merasakan manfaat dari fitur teknologi pengaturan promosi mandiri 68% dan periode promosi 51%.

Sementara mitra UMKM social sellers pengguna GoSend sangat merasakan manfaat dari fitur Layanan GoSend dalam Kota 77% dan Layanan GoSend Antar-Kota 32%.

Sedangkan, Mitra UMKM GoPay merasakan manfaat dari fitur penerimaan pembayaran non tunai 75% dan aplikasi GoBiz 49%.

Baca Juga: Lewat Program Ini, Mitra Gojek Bisa Ajukan Pinjaman Berbunga Rendah

Mitra UMKM juga menganggap mereka bisa beradaptasi di situasi pandemi karena berada di ekosistem Gojek.

Sebanyak 92% mitra UMKM GoFood, 97% mitra UMKM social seller pengguna GoSend, dan 89% mitra UMKM GoPay merasa mampu beradaptasi selama pandemi dengan menjadi mitra Gojek.

Selain itu, 90% UMKM cenderung optimis bisa pulih dan tumbuh ke depannya dengan terus menjadi mitra Gojek. Riset LD FEB UI ini dilakukan di Jabodetabek, Medan, Palembang, Bandung, Jogja, Semarang, Surabaya, Bali, Makassar dengan menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka.

Sedangkan untuk riset di masa pandemi COVID-19 dilakukan melalui survei online di wilayah yang sama.

Dalam kesempatan yang sama Peneliti LD FEB UI Alfindra Primaldhi mengatakan riset ini menunjukkan peran ekosistem ekonomi digital dalam membantu UMKM, khususnya usaha mikro, untuk bertahan di masa pandemi.

Apalagi kondisi pandemi ini menguji resiliensi (ketahanan), dan kemampuan adaptasi para pelaku usaha di masa krisis.

Salah satu adaptasi itu adalah mengubah usaha tradisional menjadi usaha digital. Tampak juga bahwa para pelaku usaha cukup realistis melihat dampak panjang dari pandemi, namun mereka juga tetap optimis bahwa dengan berada dalam suatu ekosistem digital, usaha mereka dapat tetap tumbuh kedepannya, dan penghasilan mereka kembali seperti sebelum pandemi.

Riset ini juga menunjukkan bahwa sektor swasta turut terkena dampak dari pandemi. Proporsi mitra GoFood baru yang berasal dari pegawai swasta adalah sebesar 24%, sedangkan sebelum pandemi proporsi mitra dari pegawai swasta hanya 18%.

Selain itu, mitra yang tidak punya pengalaman usaha sebelumnya meningkat hampir dua kali lipat menjadi 43% dibandingkan pendaftar sebelum pandemi.

"Bisa dilihat bahwa usaha kuliner menjadi sumber penghasilan alternatif bagi orang-orang yang kehilangan, atau mengalami penurunan penghasilan selama pandemi. Keberadaan ekosistem ekonomi digital seperti Gojek mempermudah akses bagi pengusaha pemula," jelas Alfindra.

Baca Juga: Langkah Gojek Sesuaikan Cara Kerja Akibat Wabah COVID-19 Secara Aman