Find Us On Social Media :

Cybertrend Berikan Strategi Perusahaan Bisa Bertahan Saat New Normal

By Adam Rizal, Kamis, 27 Agustus 2020 | 14:05 WIB

Founder PT Cybertrend Intrabuana, Nadia Alatas (tengah)

Pandemi Covid-19 membawa ketidakpastian dan perubahan yang tidak menentu bak roller coster yang umumnya membawa ketidaknyamanan bagi pelaku bisnis.

Founder PT Cybertrend Intrabuana, Nadia Alatas mengatakan, pemimpin perusahaan harus dapat mengambil keputusan cepat dan tepat untuk mengendalikan biaya operasional dan menjaga likuiditas.

“Mereka perlu menentukan prioritas dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan. Perusahaan perlu berfokus pada strategi menghadapi tantangan demi kelangsungan bisnis di era new normal,” ujar Nadia dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/08/20).

Menurut Nadia, beralih ke digital kini menjadi lebih penting dari sebelumnya. Bekerja dan berbisnis menggunakan teknologi digital telah menopang kelangsungan hidup banyak sektor bisnis. Transformasi digital tidak lagi menjadi sesuatu yang baik untuk dimiliki (nice to have) melainkan jadi harus dimiliki (must have).

“Customer, supplier dan semua ekosistem yang berperan harus beralih ke platform digital. Inti dari tranformasi digital adalah data. Setiap transformasi digital adalah transformasi data,” jelasnya.

Founder PT Cybertrend Intrabuana, Nadia Alatas

Nadia mengatakan segala sesuatu yang bersifat digital menghasilkan data, dan semua data tidak berarti apa-apa jika tidak ditindaklanjuti, dianalisa dan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan bisnis, layanan publik, konsumen dan lainnya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo juga menyatakan pemerintah menggunakan data sains dalam menetapkan kebijakan agar tepat sasaran. Inilah yang digunakan pemerintah saat menerapkan kebijakan tatanan normal baru (new normal) dalam rangka menuju masyarakat produktif dan aman dari wabah Covid-19. Data science adalah bidang multi-disiplin yang menggunakan metode, proses, algoritma, dan sistem ilmiah untuk mengekstrak pengetahuan dan wawasan dari banyak data struktural dan tidak terstruktur.

Dalam penerapannya data science banyak melibatkan ilmu programming, komputer, statistik, analisa prediktif, machine learning ditambah dengan pengetahuan tentang domain business dari subjek area yang menjadi focus solusi. Machine learning ini adalah bagian dari penerapan ilmu kecerdasan buatan/artificial intelligance (AI).

“Namun dalam penerapan teknologi data science dan AI masih banyak mengalami hambatan. Bukan hanya soal adaptasi teknologi, tetapi juga kesiapan budaya dari perusahaan,” ujar Nadia.

Untuk itu, kata Nadia, diperlukan perubahan pola pikir (mindset), perilaku dan kebiasaan untuk menjadikan semua keputusan yang dibuat perusahaan harus berfakta atas data, dengan dukungan teknologi data science dan AI.

Jika hal ini dipenuhi, maka akan memberikan keunggulan kompetitif (competitive advantage) buat perusahaan, terlebih lagi di masa krisis pandemic seperti saat ini.