Find Us On Social Media :

Masa Depan Koneksi Dalam Ruangan adalah Digital Indoor System

By Cakrawala, Rabu, 2 September 2020 | 17:00 WIB

Masa depan dari koneksi seluler dalam ruangan adalah DIS (digital indoor system) yang menawarkan kinerja lebih tinggi.

Penulis: Quah Mei Lee (Associate Director,  Telecoms and Payments Strategy – ICT, Frost & Sullivan)

 

Transformasi digital sedang berlangsung secara regional maupun global. Suatu survei yang baru dilakukan oleh IDG menemukan bahwa 68% responden di Australia dan Singapura, telah menyelesaikan atau sedang melaksanakan transformasi digital mereka, dengan sebagian besar responden tersebut sudah merencanakan untuk mengimplementasikan AI (artificial intelligence) dan RPA (robotic process automation) dalam waktu 12 bulan dari selesainya transformasi digital. Memang saat ini kita sedang hidup pada masa yang menarik; teknologi yang baru muncul, mendorong ekonomi dan perubahan.

Membiayai perubahan menjadi makin menantang. Para investor mencari ide-ide yang bisa secara strategis memenuhi aneka kebutuhan mereka, scalable, dan cukup fleksibel untuk “memotong” berbagai industri vertikal. Peluncuran 5G di wilayah kita ini pada April 2019 membawa aneka konsep baru yang menarik perhatian dari para investor. COVID-19 telah memainkan suatu peran penting dalam meletakkan beberapa dari konsep baru tersebut pada tempatnya untuk memenuhi kebutuhan yang kritis. Ia tidak hanya telah mendisrupsi kehidupan kita, melainkan juga telah memantik kebutuhan mendesak untuk meningkatkan dan memperbarui infrastruktur digital dan mempercepat implementasi dari jaringan 5G, terutama di dalam ruangan.

Sembari sebagian besar Asia Pasifik sedang dalam kondisi lockdown dan di dalam ruangan pada semester pertama 2020, berbagai konsep telah diuji untuk memastikan bahwa hidup yang kita kenal selama ini terus berlangsung. Tinggal di dalam ruangan dan membutuhkan dukungan jarak jauh telah memantik pertumbuhan lebih jauh dari trafik jaringan yang berasal dari dalam ruangan. Trafik sudah lebih dari 80% sebelum COVID-19, dengan sebuah estimasi bahwa sebanyak 60% konsumen tidak puas dengan jangkauan/cakupan jaringan seluler dalam ruangan. Pertumbuhan dari aneka konsep untuk memenuhi dan sesuai dengan trafik dalam ruangan, memantik inovasi dan transformasi pada berbagai solusi seluler dalam ruangan generasi berikutnya, termasuk DIS (digital indoor system). DIS sendiri dirancang untuk dalam ruangan sehingga menawarkan kinerja lebih tinggi untuk dalam ruangan dari DAS (distributed antenna system) yang lazim digunakan saat ini.

Teknologi DIS Berkembang Cepat, tetapi Tidak semua Pasar Berkembang dengan Laju Sama

Cina dan Korea Selatan keduanya memiliki suatu permintaan domestik akan 5G yang tinggi, bersama dengan dorongan sejak dini dari pemerintah dan aneka inisiatif yang didorong pasar. Pada negara-negara itu, pemerintah telah menfasilitasi 5G, dengan Cina menargetkan untuk menjadi negara digital terdepan, sedangkan Korea Selatan menargetkan untuk membangun suatu ekonomi kreatif. Dengan jumlah adopsi 5G yang menggembirakan, pemerintah melakukan sebuah dorongan pamungkas untuk mendorong lebih jauh momentum 5G.

Untuk Korea Selatan, sebagai tambahan dari membiayai proyek sektor publik dan menumbuhkan kerja sama publik dan swasta yang lebih besar, pemerintah secara aktif menyingkirkan batasan-batasan potensial dari komersialisasi 5G dengan memberikan insentif pajak sebesar 1% sampai 3% untuk operator seluler agar mengurangi beban capex; menawarkan dukungan finansial, sebagai contoh berbagai pinjaman dan pendanaan untuk para start up dan pengembang 5G inovatif; dan mengamandemen hukum dan regulasi bila diperlukan.

Di Cina, sebuah mandat pemerintah dikeluarkan pada Februari 2020 untuk China Telecom, China Unicom, dan China Broadcasting Network untuk berbagi pakai spektrum pada 3,3 GHz sampai 3,4 GHz bagi jangkauan/cakupan dalam ruangan, telah mendorong pengembangan bersama dan berbagi pakai berbagai solusi dalam ruangan yang akan menghasilkan biaya yang lebih rendah dan efisiensi yang lebih baik.

Pada ujung yang satunya lagi, Myanmar mau mencapai suatu masyarakat digital yang sepenuhnya terkoneksi dalam latar suatu pasar berkembang. Pemerintah telah mengatur infrastruktur 5G, fasilitas, kebijakan situs, serta sudah mengumumkan keinginannya untuk berfokus pada meningkatkan pengalaman pengguna ketika berada di dalam ruangan, meskipun belum jelas kapan implementasi 5G akan dimulai di negara tersebut. Dengan sepenuhnya mengerti konteks lokal, pemerintah menciptakan suatu lingkungan yang ramah untuk inovasi dan investasi ketika 5G tiba. Pada saat itu, para investor akan melihat potensi dari aneka solusi dalam ruangan dan berinvestasi melalui operator seluler sebagai host yang netral.

Layanan Kesehatan Telah Menunjukkan Bagaimana DIS Bisa Membantu

Layanan kesehatan, sebagai vertikal pertama yang diuji oleh COVID-19, telah menunjukkan bahwa terdapat sejumlah pengertian mendasar dari kebutuhan. Beberapa studi kasus di Cina dan Thailand menunjukkan bagaimana DIS bisa membantu menangani kebutuhan-kebutuhan itu.

Di Cina, peluncuran standar jaringan 5G rumah sakit pada semester kedua 2019 melalui kolaborasi industri membantu rumah sakit menghadapi COVID-19 pada semester pertama 2020. Sebagai hasilnya, lebih dari 300 rumah sakit mampu untuk terkoneksi dengan National Telemedicine and Connected Health Centre, yang telah mempercepat komersialisasi dari 19 aplikasi telehealth untuk bantuan jarak jauh, diagnosis, dan pemonitoran.

Di Thailand, e-Health Strategy (2017-2026)-nya mendukung penggunaan dari teknologi-teknologi TIK untuk meningkatkan akses ke layanan kesehatan dan mengurangi “jarak” antara para pasien dengan pengasuhnya. Sejak beroleh spektrum pada Februari 2020, AIS telah memasang 5G dan robot telemedicine pada 20 rumah sakit untuk merawat para pasien COVID-19. Sebanyak 110 rumah sakit di Bangkok dan 8 lagi di provinsi-provinsi besar akan segera mendapatkan manfaat dari teknologi 5G. Dengan DIS sebagai enabler, transformasi layanan kesehatan di Thailand sedang berlangsung.