Find Us On Social Media :

Alasan Bos Xiaomi Indonesia Aktif Menjawab Mi Fans di Media Sosial

By Adam Rizal, Rabu, 9 September 2020 | 15:45 WIB

Country Director Xiaomi Alvin Tse Pamerkan flagship Mi Mix Alpha

Alvin Tse dikenal sebagai sosok yang aktif menggunakan platform media sosial untuk terjun langsung ke tengah-tengah komunitas Xiaomi.

Melalui akun Twitter dan Instagram pribadinya, bos Xiaomi Indonesia sekaligus Pocophone global ini kerap menjawab berbagai macam pertanyaan yang diajukan oleh Mi Fans -panggilan untuk penggemar Xiaomi.

Mulai dari fenomena ponsel "gaib" hingga calon produk baru Xiaomi yang akan hadir di Indonesia, seringkali Alvin menjawab pertanyaan tersebut secara langsung kepada sang penanya.

"Saya respon satu per satu. Saya dapat sekitar 50 hingga 100 inquiry setiap hari, jadi masih bisa ditangani," tutur Alvin ketika diwawancarai KompasTekno, pekan lalu.

Dalam menanggapi warganet di media sosial, Alvin dibantu oleh seorang asisten. Tugasnya menandai posting yang berisi keluhan penting atau hal krusial lainnya supaya tidak terlewat direspon oleh Alvin.

"Jawabannya saya yang tulis sendiri, karena itulah berbahasa Inggris," ujar Alvin. Dia mengaku menyediakan 30 menit setiap hari untuk membalas pesan di medsos. Tidak semuanya butuh jawaban yang panjang, kadang ada juga yang hanya ingin sekadar menyapa.

Alvin mengaku senang menanggapi langsung para pengguna Xiaomi di media sosial karena bisa berempati.

Sebab, dia sendiri adalah konsumen barang elektronik yang tahu seperti apa rasanya apabila menghadapi masalah dan tidak direspon.

"Saya benar-benar ingin menjadi teman bagi pengguna," kata Alvin. "Kalau bisa merasakan kesulitan yang dialami pengguna, jawaban-jawaban langsung ini menjadi lebih bermakna."

Menjaring masukan di komunitas

Selain akun personal, Alvin juga aktif di komunitas online seperti Komunitas Android Indonesia di Facebook. Alvin menjelaskan bahwa alasannya bergabung adalah karena dia melihat ada banyak masukan dan informasi yang bisa dijaring dari komunitas.

Alvin melihat fenomena bahwa orang Indonesia cenderung lebih sering posting di media sosial sebagai langkah pertama ketika menghadapi masalah gadget, alih-alih menelepon hotline atau datang ke service center.