Find Us On Social Media :

Perhatikan Hal Ini dalam Mengembangkan Aplikasi Trace & Track COVID-19

By Liana Threestayanti, Rabu, 9 September 2020 | 16:15 WIB

Ilustrasi aplikasi trace & track COVID-19

Penulis: Ian Hall, Asia-Pacific Client Services Manager, Synopsys

Salah satu isu penting yang kerap menghantui aplikasi trace & track adalah keamanan. Padahal, tingkat adopsi aplikasi yang tinggi akan membantu menghentikan pandemi COVID-19

Penyebaran COVID-19 yang tak pernah terbayangkan sebelumnya membuat dunia kewalahan menghadapi New Normal. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organisation) telah menggarisbawahi pentingnya identifikasi kasus COVID-19 dan mengisolasinya sebelum menyebar lebih lanjut. Testing & tracing adalah langkah vital untuk melakukan hal tersebut, dan semua orang yang melakukan kontak dengan pasien terinfeksi COVID-19 harus diidentifikasi untuk melakukan langkah mitigasi.

Teknologi aplikasi mobile menawarkan solusi jitu untuk memfasilitasi proses pengumpulan data terkait pergerakan pengguna dan titik-titik di mana user melakukan kontak. Untuk menghentikan COVID-19, harus ada aplikasi yang kokoh dan efektif untuk melakukan trace & track yang andal dalam menyediakan data untuk menghentikan penyebaran virus. Namun ada sejumlah kerumitan dalam prosesnya, dan semua kerumitan itu harus dipikirkan selama proses pengembangan aplikasi.

Dalam sebuah webinar interaktif tentang COVID-19, konsultan sekuriti dari Synopsys, Ian Ashworth dan Bhavin Shah, menyampaikan beberapa pertimbangan dan tantangan dalam kaitannya dengan pengembangan aplikasi track & trace. Inilah beberapa hal yang dapat membantu para pengembang membuat aplkasi track & trace yang lebih baik.

Keamanan Aplikasi

Tujuan dari aplikasi track & trace adalah secara cepat mengidentifikasi adanya kontak kasus positif COVID-19 sehingga mereka dapat segera diisolasi dan penyebaran virus dapat dihentikan. Untuk itu, akan ada data pribadi yang disimpan di dalam aplikasi sehingga menjaga keamanan aplikasi bukanlah hal yang berlebihan.

Keamanan aplikasi awalnya seperti dianggap enteng di era awal kehadiran aplikasi track & trace. Hal itu terlihat dari sejumlah laporan tentang kegagalan menjaga privasi pengguna, kasus hacking, dan perubahan-perubahan dalam pengembangannya. Beberapa kendala yang dihadapi oleh COVIDSafe dari Australia (yang awalnya dikembangkan berbasis aplikasi TraceTogether/BlueTrace milik Singapura) telah didokumentasikan.

Tantangan Adopsi Pengguna

Tantangan terbesar bagi kesuksesan aplikasi track & trace ini adalah adopsi oleh pengguna. Keprihatinan soal data, motivasi penggunaan aplikasi, dan keraguan tentang keamanan aplikasi secara keseluruhan menjadi tantangannya. Sebuah studi dari Oxford University menemukan bahwa 60% dari adopsi aplikasi track & trace adalah kunci untuk sepenuhnya menghentikan penyebaran virus.

Dalam studi tersebut, Professor Christophe Fraser dari Oxford University menyatakan, “Model yang kami buat memperlihatkan bahwa kita dapat menghentikan epidemi ini jika sekitar 60% dari populasi mau menggunakan aplikasi ini, dan bahkan dengan jumlah pengguna aplikasi yang lebih rendah, kita tetap dapat memperkirakan adanya pengurangan jumlah kasus dan kematian akibat virus corona.”

Angka 60% mungkin terlalu ambisius karena sebenarnya tingkat adopsi yang lebih rendah pun dapat memberikan manfaat. Namun yang jelas adopsi user di tingkat manapun tidak akan terjadi tanpa melakukan pengamanan serta antisipasi keamanan yang memadai dan kokoh. Apa sajakah “ramuan” jitu untuk desain aplikasi yang aman dan dapat meningkatkan adopsi user terhadap aplikasi?