Find Us On Social Media :

Mengenal dan Mewaspadai Teknik Kejahatan Siber Cybersquatting

By Liana Threestayanti, Rabu, 16 September 2020 | 16:45 WIB

Ilustrasi cybersquatting

 

Penulis: Zhanhao Chen, Janos Szurdi dari Unit 42, Palo Alto Networks

Penjahat siber tak pernah kehabisan akal dalam melancarkan aksinya. Bahkan keteledoran pengguna pun bisa menjadi celah bagi mereka, seperti dalam teknik cybersquatting.

Para pengguna internet biasanya mengandalkan nama-nama domain saat melakukan pencarian situs web brand, layanan, profesional, atau situs web personal. Ini dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan siber dalam membuat jebakan yang patut diwaspadai. 

Pelaku kejahatan siber membuat domain dengan menggunakan nama yang mirip atau mendekati nama domain brand-brand terkemuka dengan tujuan mengambil keuntungan dari para pengguna yang melakukan kesalahan akibat ketidakcermatan dalam mengenali nama domain yang seharusnya. Tindakan yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan siber ini dikenal sebagai Cybersquatting.

Tujuan melakuan squatting domain adalah mengelabui para pengguna internet agar percaya bahwa mereka menemukan brand yang sesungguhnya sedang mereka cari. Penjahat siber akan membuat nama-nama domain yang mirip nama domain asli dari brand. Contohnya, Netflix, dengan squatting, penjahat siber bisa membuat nama domain, misalnya, netflix-payments[.]com. Penjahat siber juha mengambil keuntungan dari pengguna yang melakukan kesalahan pengetikan, misalnya whatsalpp[.]com untuk WhatsApp.

Meskipun saat ini cybersquatting tidak selalu berbahaya bagi para pengguna internet, namun upaya ini termasuk ilegal di Amerika Serikat[1] sebab squatting domain seringkali dilakukan untuk tujuan penyerangan atau tindak kejahatan siber.

Sistem pelacak squatting dari Palo Alto Networks menemukan 13.857 squatting domain telah teregistrasi pada Desember 2019, atau rata-rata 450 squatting domain teregistrasi setiap harinya. Palo Alto Networks menemukan sebanyak 2.595 (18,59%) nama-nama squatting domain berbahaya, kerap mendistribusikan malware atau menyebarkan serangan phishing. Ditemukan juga sebanyak 5.104 (36,57%) squatting domain yang berdasarkan hasil studi menghadirkan risiko tinggi bagi pengguna yang mengunjunginya. Artinya, terdapat bukti dari kumpulan URL-URL berbahaya di dalam domain tersebut atau menggunakan bulletproof hosting.

Palo Alto Networks juga membuat pemeringkatan Top 20 domain-domain yang paling banyak disalahgunakan pada Desember 2019 berdasarkan tingkat bahayanya yang berarti bahwa sebuah domain atau yang terkait dengan domain-domain squatting atau sebagian besar domain-domain squatting ini terkonfirmasi berbahaya. Palo Alto Networks menemukan bahwa pembuat domain-domain squatting mengincar target-target yang menguntungkan, seperti media sosial dan search engine populer, institusi finansial, situs web bank maupun perbelanjaan, di mana para penggunanya merupakan target pencurian dokumen-dokumen yang sangat penting atau uang melalui phishing dan scam.

Domain Berbahaya dan Tujuannya dalam Squatting

Dari Desember 2019 hingga sekarang, Palo Alto Networks telah mengamati sejumlah domain-domain berbahaya dengan berbagai tujuan:

Perusahaan dan Pengguna Harus Waspada

Kami mempelajari teknik domain squatting, termasuk typosquatting, combosquatting, level-squatting, bitsquatting dan homograph-squatting (lihat definisinya di bawah). Para aktor kejahatan dapat menggunakan teknik-teknik ini untuk mendistribusikan malware atau untuk melakukan kegiatan-kegiatan penipuan dan phishing.