Teknologi cloud computing (komputasi awan) digadang-gadang dapat menjadi landasan yang kokoh bagi setiap bisnis untuk siap beradaptasi di era digital, terutama di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Seperti diketahui, situasi pandemi telah membuat bisnis dari berbagai industri harus mampu menjawab tantangan baru yang bermunculan dengan cepat namun tetap memperhatikan bahwa langkah yang diambil adalah tepat.
Seperti tantangan yang dihadapi maskapai Garuda Indonesia misalnya. Menghadapi tantangan yang terjadi di masa pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembatasan perjalanan secara global, Garuda Indonesia berupaya mencari solusi yang dapat membuat maskapai tetap sigap dan mampu bersaing dalam industri penerbangan melalui operasi TI yang disederhanakan, namun disempurnakan untuk memberikan efisiensi.
Sebagai salah satu upayanya, maskapai penerbangan Indonesia yang telah menyediakan layanan transportasi udara selama 70 tahun terakhir ini memutuskan untuk mengadopsi teknologi cloud computing.
"Ini (adopsi cloud computing) menjadi upaya kami untuk mendukung proses transformasi digital perusahaan agar menjadi maskapai penerbangan berbasis IT,” ujar Pungky Prasetyawan, Head of IT Digital Transformation, Garuda Indonesia, dalam Apsara Conference Customers Media Briefing, Kamis (17/9).
Dalam hal adopsi teknologi cloud computing, Garuda Indonesia menggunakan solusi teknologi dari Alibaba Cloud.
“Kami memilih Alibaba Cloud supaya dapat mendukung upaya kami dalam mengimplementasikan strategi efisiensi biaya dengan dukungan teknologi informasi, khususnya teknologi cloud,” terang Pungky.
Baca Juga: Cloud Computer, Komputer Mini Besutan Alibaba yang Diklaim Miliki Performa Komputasi Tinggi
Dalam pemaparannya, Pungky sendiri mengungkapkan bahwa efisiensi biaya yang didapatkan perusahaan setelah mengadopsi cloud computing yaitu di atas angka 60%.
Selain itu, berkat adopsi cloud computing, Garuda Indonesia juga telah mampu secara signifikan meningkatkan kinerja dan keandalan layanan dari aplikasi intinya.
Aplikasi tersebut mulai dari aplikasi pemesanan tiket, aplikasi manajemen kru, aplikasi pendukung operasi penerbangan, aplikasi pelatihan online untuk karyawan, hingga aplikasi manajemen keanggotaan pelanggan.
“Sejak proses migrasi aplikasi bisnis penting ke cloud, Garuda Indonesia telah melihat edukasi latensi jaringan yang jauh berbeda dan peningkatan efisiensi biaya. Selain itu, maskapai juga membutuhkan waktu lebih singkat untuk rilis dan penerapan aplikasi baru serta peningkatan efisiensi dari operasi aplikasi secara keseluruhan,” jelas Pungky.
Untuk proses migrasi aplikasi ke cloud sendiri, Pungky menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan cukup singkat yaitu kurang dari dua minggu yang di mana dilakukan di tengah situasi pandemi dengan seluruh karyawan yang bekerja secara remote working.