UGM (Universitas Gadjah Mada) bekerja sama dengan Badan Intelejen Negara, TNI AD dan pihak swasta mengembangkan alat deteksi COVID-19 yang diberi nama GeNose.
GeNose merupakan alat yang mampu mendeteksi tubuh seseorang apakah terinfeksi COVID-19 atau tidak dengan hanya menggunakan embusan napas saja. Menariknya lagi, hasil deteksi dapat diketahui dalam waktu hitungan menit.
Dikutip dari Kompas.id (25/9), Kuwat Triyana selaku Ketua Tim Peneliti GeNose di UGM, mengungkapkan bahwa GeNose dilengkapi sejumlah sensor yang mampu membentuk pola tertentu saat mendeteksi senyawa organik mudah menguap dari embusan napas. Pola yang terbentuk itu bisa dibedakan berdasarkan kondisi kesehatan seseorang.
Oleh karena itu, pola yang terbentuk dari embusan napas seorang yang terinfeksi COVID-19 akan berbeda dengan pola yang terbentuk dari embusan napas orang sehat.
”Cara kerja GeNose itu sebenarnya sangat sederhana, yaitu berbasis pada pola yang konsisten dari embusan napas orang yang sehat dan yang sakit,” ujar Kuwat yang juga dosen Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di UGM.
Dia menambahkan, pola yang dihasilkan oleh sensor tersebut kemudian dianalisis menggunakan sistem berbasis artificial intelligence (kecerdasan buatan). Dari hasil analisis itu, bisa disimpulkan seseorang terinfeksi COVID-19 atau tidak.
Namun, agar bisa mendeteksi secara tepat, sistem artificial intelligence di GeNose harus diajarkan untuk mengenali pola tertentu dari embusan napas pasien COVID-19.
”Pola itu bisa diajarkan pada mesin (kecerdasan buatan) dan mesin akan mengingatnya,” ucap Kuwat.
Baca Juga: Wajib Download, Kini Google Maps Bisa Tampilkan Info Pasien Covid-19
Sementara itu, Dian Kesumapramudya Nurputra selaku Anggota Tim Peneliti GeNose di UGM, mengatakan, hasil pemeriksaan GeNose bisa selesai hanya dalam waktu 3 menit.
Dengan begitu, waktu pemeriksaan GeNose jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode reaksi rantai polimerase (PCR) yang butuh waktu beberapa jam.
Lebih lanjut, Dian menuturkan bahwa GeNose sudah menjalani uji klinis tahap pertama di dua rumah sakit di Yogyakarta.
Dalam uji klinis itu, tim memeriksa 615 sampel napas dari 83 orang pasien, yakni 43 pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dan 40 pasien negatif COVID-19.