Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di seluruh Indonesia mengandalkan teknologi dalam mengatasi dampak dari pandemi COVID-19 terhadap usaha mereka.
Teknologi merupakan prioritas investasi yang paling utama bagi 65 persen UKM, termasuk UKM yang masih memiliki kekhawatiran akan arus kas mereka.
Hal ini menurut sebuah survei bertajuk “The ASEAN SME Transformation Study 2020” yang dilakukan oleh United Overseas Bank (UOB), Accenture dan Dun & Bradstreet.
Melibatkan 1.000 UKM di ASEAN sebagai responden, survei tersebut dilakukan untuk memahami bagaimana para UKM tersebut beradaptasi dengan iklim usaha yang diakibatkan oleh perubahan sebagai dampak dari pandemi.
Hasil dari survei ini menyimpulkan bahwa para pelaku bisnis di Indonesia tidak segan untuk berinvestasi dalam teknologi walaupun 91 persen dari industri UKM tersebut diprediksi akan mengalami penurunan pendapatan pada tahun ini.
Kendati adanya sejumlah tantangan yang dihadapi oleh pelaku bisnis UKM tersebut, mayoritas responden suvei di Indonesia (57 persen) menyatakan mereka tetap optimis perekonomian akan membaik setelah pandemi ini berakhir sehingga mereka siap untuk memanfaatkan teknologi dalam mendorong daya saing serta keberlanjutan mereka.
Investasi dalam teknologi akan dimanfaatkan untuk membangun kemampuan digital dalam hal penjualan dan layanan (85 persen), pemasaran secara digital dan media sosial (76 persen), serta pengelolaan jaringan dan teknologi (64 persen).
Selain berinvestasi dalam teknologi, industri UKM di Indonesia juga tengah mempertimbangkan untuk berinvestasi pada tanah, bangunan, mebel dan peralatan atau perbaikan terkait (49 persen) serta keahlian pekerja (43 persen).
Baca Juga: Cisco: Digitalisasi UKM Tambah PDB Indonesia US$164 Miliar di 2024
Paul Kan, Head of Business Banking, UOB Indonesia, mengatakan, “UKM berperan sangat penting dalam perekonomian Indonesia dan COVID-19 telah membawa dampak yang besar bagi banyak industri UKM serta menghambat peluang pertumbuhan. Untuk membantu mereka mengurangi dampak pandemi ini, kami berupaya untuk memberikan bantuan kepada UKM, termasuk dalam hal pemanfaatan teknologi dalam rangka mendorong perbaikan performa bisnis.”
Dijelaskannya, salah satu contoh bantuan itu seperti UOB BizSmart, yang merupakan solusi pengelolaan usaha terintegasi yang berbasis cloud.
Dengan solusi ini, nasabah UKM dapat melakukan digitalisasi terhadap proses administratif SDM serta akunting mereka seperti manajemen persediaan (inventory management), rekonsiliasi akun, penggajian serta klaim.
“UOB BizSmart ini memungkinkan nasabah menyederhanakan proses bisnis sehingga mereka dapat menghemat waktu dan tenaga serta dapat lebih gesit dalam melalui masa-masa sulit seperti sekarang ini,” ungkap Paul.
Teknologi Bantu UKM Mengelola Arus Kas dan Tantangan Biaya
UKM di seluruh Tanah Air sudah mulai memanfaatkan teknologi sebagai cara untuk menjamin model bisnis yang lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.
Mereka juga menyadari bahwa teknologi dapat membantu mereka mengelola arus kas dengan lebih baik. Delapan dari sepuluh (88 persen) UKM di Indonesia menyatakan pemanfaatan solusi digital adalah metode pengelolaan arus kas yang paling mereka minati.
UKM di Indonesia juga dapat mengurangi tekanan dalam arus kas dengan cara mengurangi biaya yang berkaitan dengan pemasaran dan menunda penggantian peralatan seperti laptop, desktop dan mesin (79 persen).
Mereka juga menyatakan keinginan untuk meningkatkan modal kerja melalui skema pembiayaan yang terkait COVID-19 (73 persen).
“Salah satu contoh skema pembiayaan tersebut adalah langkah keringanan kredit dari UOB Indonesia untuk menyediakan bantuan likuiditas dengan cepat bagi usaha-usaha kecil dan membantu mereka mengatasi kesulitan finansial,” pungkas Paul.
Baca Juga: Digitalisasi UKM Berkontribusi Bantu Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi