Ananthakrishnan mengakui umumnya pengguna tidak menyertakan sistem keamanan mumpuni pada perangkatnya sehingga mudah diretas hacker. Tentunya itu berbeda dengan perangkat milik enterprise yang sudah memiliki sistem keamanan mumpuni.
"Ini yang membuat perangkat end-user mudah diserang hacker karena buruknya kesadaran mereka," ucapnya.
Solusinya, pengguna harus sadar dengan bahayanya ancaman siber yang sangat merugikannya jika kehilangan data. Untuk perusahaan, harus mengeluarkan investasi untuk meningkatkan keamanan IT-nya.
"Ancaman serangan siber selalu ada bahkan terus meningkat. Pengguna dan perusahaan harus sadar dengan pentingnya keamanan IT dan meningkatkan sistem keamanannya," katanya.
Ananthakrishnan mengatakan serangan pandemi corona menyadarkan orang-orang pentingnya digitalisasi. Fenomena ini membuat banyak perusahaan memindahkan data mereka ke cloud karena jauh lebih aman dan murah.