Find Us On Social Media :

Lima Pabrikan Smartphone Terbesar di Indonesia, Vivo Masih Juara

By Adam Rizal, Sabtu, 3 Oktober 2020 | 09:30 WIB

Vivo V20

Perusahaan riset IDC kembali mempublikasikan laporan pasar ponsel pintar di Indonesia untuk kuartal II-2020. Secara keseluruhan lima besar pabrikan smartphone di Indonesia masih dihuni pemain yang sama.

Urutannya pun tidak berubah dari kuartal I-2020. Vivo masih menguasai pasar smartphone Indonesia pada kuartal II-2020 dengan pangsa pasar 26,8 persen. IDC melaporkan segmen ponsel murah menjadi penyumbang terbesar Vivo.

Perusahaan asal China itu mengandalkan distribusi lewat unorganized retail channel untuk penjualan kuartal II-2020. Sebab, toko-toko tersebut yang masih buka selama pembatasan sosial di beberapa wilayah diberlakukan.

Oppo juga masih bercokol di nomor dua dengan pangsa pasar 21,2 persen, posisi yang sama dengan kuartal I-2020. Agak berbeda dengan Vivo, Oppo cukup kuat di segmen ponsel menengah dengan kisaran harga Rp 3-6 jutaan.

Beberapa model ponsel mid-range yang populer di anataranya Oppo A52, A92, dan A91. Posisi dihuni Samsung dengan pangsa pasar 18,7 persen.

Menurut IDC, Samsung mengubah strateginya dengan menjadikan seri Galaxy M dijual secara ekslusif lewat kanal online selama kuartal II-2020.

"Namun, jajaran produk lain tampak kesulitan untuk bersaing dengan merek berbasis China di segmen midrange, hingga low-end," tulis IDC dalam laporannya.

Permintaan ponsel murah meningkat Posisi keempat dihuni Xiaomi yang merengkuh pangsa pasar sebesar 16,9 persen.

IDC menemukan bahwa selama pandemi yang mengharuskan proses belajar dan bekerja dari rumah, permintaan ponsel murah di pasar meningkat. Xiaomi menjadi salah satu yang diuntungkan.

Redmi 8A yang masuk jajaran entry-level menjadi salah satu produk populer Xiaomi di pasaran.

IDC pun menempatkan Xiaomi sebagai pemimpin pangsa di segemen ultra low-end dengan harga kurang dari Rp 1,5 juta.

Posisi bontot diisi oleh Realme yang memiliki pangsa pasar sebesar 14,2 persen. Menurut IDC, pengiriman Realme menurun pada dua kuartal berturut-turut karena terbatasnya pasokan.