Find Us On Social Media :

NTT Ltd: 92,1% Organisasi Prioritaskan Pemberdayaan Karyawan pada Strategi Tempat Kerja Masa Depan

By Rafki Fachrizal, Senin, 19 Oktober 2020 | 16:45 WIB

Ilustrasi Karyawan yang Sedang Bekerja

NTT Ltd. baru saja merilis laporan Intelligent Workplace 2020 terbarunya yang bertajuk ‘Shaping Employee Experiences for a World Transformed.”

Laporan tersebut menyoroti perihal pandemi yang telah menempatkan kesejahteraan karyawan di garis depan agenda organisasi/perusahaan.

Hampir 4/5 atau 85,4% organisasi sepakat bahwa work from home (bekerja di rumah) selama pandemi telah menjadi tantangan bagi karyawan.

Persoalan konektivitas dan tempat kerja seperti bandwidth, perasaan terisolasi dan kurangnya ruangan khusus bekerja, semua menjadi bagian dari kekhawatiran mereka.

Untuk itu, organisasi harus melihat pada setiap aspek strategis tempat kerja untuk mengoptimalkan pengalaman karyawan, termasuk juga budaya, teknologi dan lokasi.

Laporan yang mensurvei 1.350 partisipan di 19 pasar menunjukkan bahwa 92,1% responden percaya bahwa kebutuhan karyawan akan menjadi inti/jantung rancangan di tempat kerja masa depan.

Temuan di laporan tersebut juga menunjukkan bahwa 80,8% organisasi setuju bahwa karyawan lebih suka memiliki pilihan dan fleksibilitas untuk bekerja di kantor jika kondisi aman untuk melakukan itu, dan 92,1% setuju bahwa waktu pertemuan tatap muka sangat penting untuk membangun rasa bekerja sama dengan tim dan atau saat bertemu dengan klien.

Saat dunia terus beradaptasi terhadap tantangan COVID-19, organisasi harus mengembangkan strategi yang lebih kuat untuk menyediakan tenaga kerja yang terdistribusi secara permanen.

Sementara 93% organisasi mengakui bahwa nilai dari pengalaman karyawan sebagai keunggulan perusahaan, hanya 39.2% yang sangat puas dengan kondisi/kemampuan mereka saat ini.

Saat ini, sepertiga dari semua pelaku bisnis (35,2%) telah mengubah kebijakan TI mereka untuk membantu karyawan bekerja dalam model operasional yang baru dan setengahnya (51%) telah mengimplementasi alat-alat komunikasi dan produktivitas yang baru.

Dalam banyak kasus, karyawan telah dibiarkan untuk menggunakan perangkat dan aplikasi pribadi mereka di mana hal ini dengan cepat meningkatkan risiko pada kerentanan keamanan.

Faktanya, hanya 58,6% yang telah meningkatkan kemampuan TI mereka untuk menjaga keamanan data organisasi dan karyawan mereka terjamin.

John Lombard, CEO NTT Ltd. untuk wilayah Asia Pasifik, mengatakan, “Karyawan yang terhubung – kesejahteraan mereka dan pengalaman karyawan – harus menjadi inti/jantung strategi tempat kerja di masa depan. Dengan membantu orang-orang agar tetap terhubung dan menjaga keamanan data yang mereka miliki merupakan kunci untuk menjaga tenaga kerja serta menjaga produktivitas dan efektivitas. Namun, hal ini harus didukung oleh strategi jangka panjang menuju transformasi digital, dengan peluncuran teknologi baru, kebijakan, dan tentu saja pelatihan sehingga karyawan merasa nyaman dalam penggunaan platform-platform baru.”

Baca Juga: IDC: Pasar Cloud akan Terus Bertumbuh Pesat Beberapa Tahun ke Depan

Menetapkan strategi tempat kerja baru untuk kantor masa depan

Menurut temuan dalam laporan ini, hampir setengah (46,2%) dari pelaku bisnis sudah mempertimbangkan desain kantor umum dan cara terbaik untuk menyelaraskannya dengan kebutuhan baru karyawan.

Pendapat responden agak berbeda-beda tentang apa yang harus dilakukan dengan ruang kerja secara umum, lebih dari 1/3 (34.4%) para top level eksekutif global (C-suites) mengatakan bahwa mereka ingin mengurangi luas ruangan kantor, namun hampir seperempat (24.0%) berencana untuk memperluas ruangannya.

Walaupun demikian, mayoritas setuju bahwa ruang fisik akan memiliki kegunaan yang lebih jelas dan fleksibel untuk menyediakan lebih banyak lingkungan kolaboratif yang memungkinkan.

Solusi cerdas akan memberdayakan karyawan

Saat ini kita memiliki akses luas ke berbagai platform dan aplikasi digital, tetapi penerapan yang cepat dari teknologi baru  ini tak selalu didukung dengan pelatihan yang memadai.

Untuk memotivasi karyawan dalam menggunakan teknologi baru, sangatlah penting untuk secara detail menjelaskan manfaatnya kepada mereka secara individu, terutama jika mereka bekerja dari jarak jauh.

Hanya 41,6% dari bisnis di seluruh dunia, memiliki akses ke analisis tempat kerja untuk membantu mereka memahami dan menilai permasalahan baru (pain points) yang diakibatkan dengan bekerja secara jarak jauh.

Dengan meninjau aplikasi dan fitur yang dipakai melalui analisis tempat kerja, perusahaan dapat mempelajari bagaimana cara memprioritaskan, menyesuaikan dan mengukur dampak pelatihan agar berdampak positif pada penerapan, penggunaan dan produktivitas, yang semuanya berkontribusi pada pengalaman karyawan.

Baca Juga: Meski Pandemi, Pendapatan Vendor RPA Diprediksi Capai US$2 Miliar

Sekarang Bisnis harus menetapkan pondasi untuk pengalaman karyawan masa depan

Setelah mampu beradaptasi dengan pandemi dalam beberapa bulan terakhir, lebih dari setengah (55,3%) top level eksekutif global sangat setuju bahwa sekaranglah waktunya untuk menciptakan tempat kerja masa depan.

Pranay Anand, Direktur Senior Intelligent Workplace NTT Ltd. untuk wilayah Asia Pasifik, setuju dengan pentingnya pelaku bisnis untuk bertindak sekarang.

Ia menyatakan, “Bagaimana perusahaan memerangi tantangan yang ditimbulkan COVID-19 dan membentuk kembali strategi tempat kerja mereka, akan meletakkan dasar bagi masa depan kerja seluruh generasi. Pelaku bisnis harus bereaksi dengan ketangkasan dan tujuan."

“Kami melihat (saat ini) perusahaan mendorong perubahan secara real-time bukan lagi bulan, atau bahkan tahun, seperti sebelumnya. Mereka yang sudah lebih dulu berada mendalami dunia pengalaman karyawan - membuat keputusan yang berani, berdasarkan data, dan berdasarkan pimpinan kemanusiaan, sekarang berada dalam posisi yang lebih kuat dalam menciptakan budaya yang mendukung. Memberdayakan manusia dan membantu mereka menemukan kepuasan yang lebih besar dalam pekerjaan mereka telah memberikan nilai bagi organisasi-organisasi tersebut,” tambahnya.