Penulis : Sareeka A. G., Product Consultant at ManageEngine
Di era digital, serangan siber pun bisa menjadi ancaman berbahaya bagi satu negara. Siapa saja aktor di balik ancaman tersebut dan bagaimana memeranginya?
Digitalisasi dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah setiap aspek dalam kehidupan modern. Ketika ekosistem digital terkoneksi dengan infrastruktur vital, pertahanan negara, kehidupan masyarakat dan bisa membuka peluang untuk inovasi dan pengembangan, maka potensi serangannya pun akan meningkat. Dan cara sebuah negara menjawab berbagai peluang dan resiko yang muncul di dunia siber memainkan sebuah peran penting dalam pertumbuhan dan keamanannya.
Meskipun kita semua memahami tentang resiko serangan dunia maya yang bisa terjadi kapan saja, apakah kita paham akibat yang ditimbulkan jika serangan terjadi pada sebuah negara dan masyarakatnya?
Mari kita gali lebih dalam, siapa yang menjadi penyerang, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana untuk menghentikan mereka.
Siapa Penyerang dan Apa yang Bisa Mereka Lakukan Terhadap Negara?
Berdasarkan motif dan skala serangan, penyerang di dunia siber dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok:
Penyerang yang disponsori oleh negara merupakan individu atau organisasi nonnegara yang diam-diam disponsori oleh sebuah entitas pemerintahan. Penyerang ini biasanya beroperasi untuk kepentingan politik, perdagangan komersial, atau militer dari sebuah negara yang ditargetkan.
Di dunia yang tidak ada saling percaya, di mana sebuah bangsa ingin menguasai bangsa lain yang menjadi lawannya, serangan siber yang didukung oleh negara menjadi hal yang umum terjadi. Penyerang ini menggunakan kombinasi teknik berbeda mulai dari upaya spear phishing yang didukung oleh social engineering, hingga kampanye advanced persistent threat (APT) canggih guna melakukan penyusupan ke jaringan dan memperoleh akses ke informasi rahasia seperti, misalnya, rahasia perdagangan, temuan-temuan riset, dan strategi perang.
Spionase dunia maya dan serangan orang dalam (ketika orang yang dipercaya justru dibayar untuk menjalankan serangan) juga sering terjadi. Serangan-serangan yang disponsori negara memiliki potensi untuk menghancurkan negara lain ketika menyusup data yang tepat.
Hacktivist adalah individu atau sekelompok orang yang menggunakan serangan dunia maya sebagai cara untuk menyalurkan idealisme ekstrimnya terhadap politik dan ideologi.
Berbagai serangan dunia maya di masa lalu dijalankan untuk menyalurkan perlawanan. Melakukan serangan-serangan distributed denial of service (DDos) skala besar untuk membuat server pemerintah tidak bisa diakses dan menyebarkan video dan gambar kritik terhadap kebijakan negara di situs pemerintah merupakan sebagian metode yang sering digunakan hacktivist untuk menyuarakan pendapat mereka. Meskipun hacktivist terlihat hanya sebagai sebuah bentuk pembangkangan sipil elektronis tanpa maksud jahat, meruntuhkan jaringan organisasi-organisasi yang menyediakan layanan penting seperti rumah sakit bisa menghasilkan akibat yang parah bagi kehidupan masyarakat.