Pandemi COVID-19 yang berlangsung hingga saat ini telah memberi pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.
Salah satu segmen yang paling terkena dampak ini adalah sektor usaha kecil dan menengah (UKM), khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Seiring dengan transisi menuju “new normal”, sektor ini kemudian diharapkan mampu beradaptasi dengan kondisi yang ada melalui transformasi digital.
Selain menyediakan lapangan pekerjaan yang luas, dampak masif lainnya dari keberadaan UKM di dalam negeri adalah bahwa sektor tersebut telah menyumbang hampir 60% dari produk domestik bruto.
Pemerintah juga sudah mengerahkan upaya dalam mendukung sektor UKM di Indonesia. Menyadari bahwa UKM menjadi pilar penting dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi, diketahui pihak pemerintah pun mengalokasikan dana sebesar Rp123,46 triliun untuk mendukung mereka dalam membangun bisnis di platform digital serta mengembalikan produktivitas secara berangsur.
Sebagai kontributor jumlah UKM terbesar di Asia Tenggara, sektor usaha kecil dan menengah Indonesia juga dipandang sebagai target yang menguntungkan bagi para pelaku kejahatan dunia siber.
Data Kaspersky untuk paruh pertama tahun ini bahkan menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 406.229 upaya phishing diblokir terhadap UKM di negara tersebut, diikuti oleh upaya ransomware pada 268.166 dan 720.300 upaya penambangan kripto.
"Insiden dunia maya, seperti phishing, ransomware, dan penambangan kripto, sekarang telah menargetkan bisnis dalam segala bentuk dan ukuran. Saat ini, menjaga arus kas (cashflow) untuk setiap bisnis merupakan tantangan tersendiri, itulah sebabnya mengapa UKM di Indonesia harus pandai dalam menggunakan ketersediaan teknologi demi mengamankan finansial mereka yang sangat krusial dan dibutuhkan,” ujar Yeo Siang Tiong General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.
Baca Juga: DQLab dan Xeratic Adakan Program Beasiswa Data Science, Tertarik Ikut?
Lebih lanjut, untuk UKM yang saat ini meluncurkan bisnisnya di ekosistem digital, berikut adalah beberapa rekomendasi Kaspersky yang dapat diterapkan untuk memperkuat pertahanan infrastruktur keamanan:
1. Perbarui Sertifikasi Keamanan Situs Perusahaan
Setiap situs web yang meminta atau memproses data pengguna wajib memiliki sertifikat SSL. Ini dilakukan untuk melindungi informasi yang dimasukkan oleh pengunjung, dan situs tanpa sertifikat SSL dapat dianggap tidak aman, sehingga akan memengaruhi calon pelanggan Anda.
Dengan kepemilikan sertifikat SSL, perusahaan juga harus memperhatikan masa berlaku, tergantung pada otoritas pengikatnya, sertifikat memerlukan penerbitan ulang setiap satu, tiga hingga 12 bulan. Kaspersky merekomendasikan menerapkan pengingat untuk melakukan perpanjangan sertifikat ini.