Find Us On Social Media :

Contoh Penerapan Artificial Intelligence untuk Deteksi Covid-19, Cuma Lewat Suara Batuk!

By Adam Rizal, Rabu, 4 November 2020 | 15:00 WIB

Ilustrasi kecerdasan buatan (AI) pada smartphone

Contoh penerapan Artificial Intelligence (AI), terutama dalam menghentikan Covid-19, tentu sangat dinanti. Begini AI mendeteksi Covid-19 hanya lewat suara batuk.

Sebuah riset terbaru Institut Teknologi Massachusetts (MIT) mengungkapkan bahwa penyakit Covid-19 bisa dideteksi lewat batuk dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Hebatnya, teknologi AI ini bisa mengidentifikasi pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) dari suara batuk yang dikeluarkan. Awalnya, para peneliti mengambangkan algoritma kecerdasan buatan (AI) ini untuk mendiagnosis gejala pneumonia dan asma.

Algoritma serupa juga dikembangkan untuk mendeteksi adanya tanda-tanda penyakit Alzheimer pada seseorang dari suara batuk. Salah satu peneliti Brian Subirana mengatakan para peneliti mencari tahu apakah algoritma yang mereka kembangkan untuk mendeteksi Alzheimer juga berfungsi untuk mendiagnosis Covid-19.

"Ada bukti bahwa pasien yang terinfeksi mengalami beberapa gejala neurologis serupa, seperti gangguan neuromuskuler sementara," ujarnya.

Para peneliti MIT merancang teknologi AI yang memiliki tiga lapis jaringan neural (neural network).

Ketiga jaringan tersebut adalah algoritma dasar (ResNet50) untuk mengukur kekuatan pita suara, teknologi untuk menentukan tingkat emosional, dan teknologi untuk mendeteksi anomali di sistem pernapasan.

Riset sejak April

Para peneliti kemudian mengumpulkan sampel suara batuk sebanyak mungkin, termasuk dari penderita Covid-19. Peneliti membuat sebuah website khusus di mana para peserta yang berpartisipasi bisa mengirimkan rekaman suara batuk mereka sambil mengisi survei kesehatan.

Saat ini para peneliti sudah mengumpulkan lebih dari 70.000 sampel suara batuk, 2.500 di antaranya adalah rekaman batuk dari pasien Covid-19, termasuk penderita yang tanpa gejala (OTG).

Peneliti menggunakan 2.500 suara batuk pasien Covid-19 dan 2.500 suara batuk individu yang sehat. Kemudian, dari 5.000 sampel tersebut, peneliti menggunakan sebanyak 4.000 sampel untuk melatih algoritma AI.

Sementara 1.000 sampel lainnya digunakan untuk melihat apakah AI tersebut bisa mendeteksi secara akurat atau tidak. Peneliti mengatakan teknologi ini mampu mendeteksi Covid-19 dari orang yang bergejala dengan tingkat akurasi 98,5 persen.