Find Us On Social Media :

Industri Manufaktur Masih Pelit Belanja Sistem Keamanan Siber

By Adam Rizal, Kamis, 5 November 2020 | 15:00 WIB

Ilustrasi keamanan siber

Perusahaan keamanan siber Kaspersky melihat dana yang dikeluarkan sektor manufaktur untuk sistem keamanan siber masih minim jika dibandingkan dengan sektor lain.

"Dana keamanan teknologi informatika untuk manufaktur masih kurang dibandingkan [yang dikeluarkan] institusi finansial," kata Managing Director Kaspersky Asia Pasifik, Stephan Neumeier, saat jumpa pers virtual.

Secara global, berdasarkan data dari Kaspersky B2B IT Security Risks pada 2019, dana yang dikeluarkan sektor manufaktur untuk keamanan siber berjumlah 9 juta dolar pada periode 2018-2019.

Dibandingkan dengan sektor perbankan, pada periode tersebut, institusi rata-rata mengeluarkan 22 juta dolar untuk keamanan siber. Sementara sektor kesehatan mengeluarkan 17 juta dolar.

Laporan Threat Landscape for Industrial Automation Systems H1 2020 dari Kaspersky menunjukkan wilayah Asia dan Afrika paling tidak aman pada semester pertama 2020.

Asia Tenggara berdasarkan persentase komputer sistem kontrol industri (industrial control system/ICS) dengan aktivitas berbahaya diblokir, berjumlah 49,8 persen.

Untuk melindungi ICS dari seragan siber, Kaspersky menyarankan perusahaan untuk memberi pelatihan keamanan siber dasar bagi pegawai, memberi akses ke intelijen ancaman pada tim keamanan siber, memakai solusi endpoint detection and response, dan memberi perlindungan di titik akhir.

Industri Otomasi

Laporan terbaru dari Kaspersky untuk sistem otomasi industri menunjukkan bahwa Asia dan Afrika adalah kawasan yang paling tidak aman secara global selama enam bulan pertama tahun 2020.

Kawasan Asia memperoleh empat dari lima posisi teratas sebagai wilayah berdasarkan persentase komputer sistem kontrol industri (ICS) yang hampir terinfeksi pada paruh pertama tahun ini.

Asia Tenggara mencatat persentase tertinggi, bahkan memimpin dalam beberapa peringkat, yaitu persentase komputer ICS dengan aktivitas berbahaya diblokir (49,8 persen), persentase komputer ICS dengan ancaman internet diblokir (14,9 persen), dan persentase komputer ICS di mana tempat lampiran e-mail berbahaya diblokir (5,8 persen)

Afrika berada di urutan kedua sementara Asia Tengah, Timur, dan Selatan mengikuti di tempat ketiga, keempat, dan kelima.

Dalam hal ransomware, wilayah di Asia masih memimpin dengan margin yang mencolok di peringkat regional. Lebih dari separuh negara dalam peringkat 15 teratas berasal dari Asia Pasifik.

“Tidak mengherankan bahwa komputer ICS di Asia Pasifik dihadapkan pada ancaman dunia maya dengan jumlah tertinggi, karena kawasan ini sedang dalam proses membangun masa depan yang berpusat pada pelanggan atau konsumen," ujar Stephan Neumeier.

Neumeier mengatakan sistem cerdas dan produksi otomatis membutuhkan pertahanan mendalam dan cerdas untuk menggagalkan upaya berbahaya, yang mungkin melewati dari dunia maya ke dunia fisik.

“Untuk menghindari keadaan yang genting, diperlukan pendekatan desain yang aman. Kekebalan siber terhadap serangan harus tertanam dalam struktur sistem industri saat ini dan di masa depan,” tambahnya.

Contoh penerapan Industri 4.0 yang aman dan menguntungkan telah dilakukan oleh Kaspersky bersama Siemens dalam budidaya ikan terapung cerdas pertama di Singapore Aquaculture Technologies (SAT).