Find Us On Social Media :

Lewat DTS 2020, IBM & Kemkominfo Tingkatkan SDM Data Science

By Liana Threestayanti, Senin, 9 November 2020 | 19:05 WIB

Ilustrasi Data Science

Menyiapkan talenta andal di bidang data science, IBM bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dalam Program Stimulan Digital Talent Scholarship (DTS) 2020.

Dalam kolaborasi ini, IBM berperan sebagai mitra penyedia materi yang dibuat oleh IBM Skills Academy. Ada beragam materi yang disediakan oleh IBM Skills Academy, di antaranya data science, Artificial Intelligence, Internet of Things, blockchain, quantum, cloud, dan keamanan siber. Untuk program DTS 2020, IBM memberikan materi data science.

Peningkatan Kebutuhan Data Scientist

Kecanggihan AI, machine learning dan otomasi telah meningkatkan standar kecakapan data science untuk bisnis. Topik ini akan berevolusi sesuai dengan cara organisasi memecahkan masalahnya agar memiliki daya saing lebih baik.

Berdasarkan studi di tahun 2017, IBM memprediksi peningkatan permintaan pakar data science (data scientists) sebesar 28% di tahun 2020. Seorang analis data akan memerlukan kemampuan tambahan, antara lain big data, data science, dan machine learning. Dan karena kelangkaan kemampuan ini, pendapatan seorang data science akan sangat mahal. Demikian pula biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yang tidak bisa memenuhi kebutuhan dari kemampuan data science tersebut.

“Sebagai perusahaan teknologi terdepan dalam bidang cloud dan AI, inisiatif kemampuan digital merupakan arahan IBM pusat dalam menciptakan lapangan kerja baru di mana perusahaan beroperasi. Kebutuhan akan data scientist diakui di industri teknologi sebagai salah satu yang sangat mendesak. Harapan kami langkah ini diantara yang lain dapat membantu memperbanyak pakar data science di Indonesia," ujar Tan Wijaya, Presiden Direktur IBM Indonesia.

Materi data science yang disiapkan oleh IBM ini secara khusus dirancang untuk memperkaya kemampuan digital dan memupuk kemampuan berinovasi di Indonesia.

“Dengan memiliki lebih banyak data scientist di tanah air, akan membantu organisasi untuk melakukan eksperimen, pembangunan dan penerapan AI di dalam negeri. Dan dengan cara tersebut akan mempercepat perjalanan AI dan membantu meningkatkan kinerja, efisiensi dan pertumbuhan bisnis,” Tan Wijaya berharap.

Dibutuhkan 9 Juta Talenta Digital

Kesenjangan antara ketersediaan sumber daya manusia dan kebutuhan skill set menjadi salah satu persoalan dalam menghasilkan talenta digital yang akan mendorong transformasi digital. Johnny G Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika, mengatakan, “Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Kominfo mengembangkan inisiatif untuk memenuhi kebutuhan 9 juta talenta digital dalam lima belas tahun ke depan. Inisiatif yang diapresiasi oleh International Telecommunication Union (ITU) tersebut ditargetkan mempercepat transformasi digital dan mendorong adanya kontraksi ekonomi akibat pandemi COVID-19.”

Indonesia memiliki kelangkaan ahli digital, khususnya dalam industri teknologi, dan diharapkan setidaknya 600.000 talenta pada sektor digital dibutuhkan setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan pekerja dengan keahlian khusus.

“Di saat pandemi ini Bapak Presiden seringkali menyampaikan kepada kita sekalian bahwa COVID-19 harus menjadi satu titik loncatan baru. Rebooting, restart seluruh engine kita. Mesin ekonomi, pendidikan-pendidikan yang terkait digital, mesin untuk transformasi digital yang dipercepat, menyongsong Indonesia atau mendorong Indonesia menjadi bangsa digital, Indonesia Towards Digital Nation,” ungkap Johnny G. Plate